Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Kaltim melibatkan media massa dalam mengedukasi masyarakat terkait langkah tepat pencegahan stunting atau anak lahir dalam kondisi kerdil.
Melalui kegiatan Sosialisasi Materi dan Media Pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), BKKBN mencoba menularkan kepada teman-teman mitra khususnya insan pers langkah preventif tentang pencegahan stunting.
"Hari ini bersama media massa kami habis-habisan menyampaikan dan mensosialisasikan.Mari kita sama-sama memerangi stunting, karena itu akan menjadi masalah besar bangsa dan negara kedepan, bukan hanya Kaltim tapi Indonesia, "kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Muhammad Edi Muin saat menyampaikan materi saat sosialisasi, di Harris Hotel Samarinda, Kamis (17/12).
Ia mengatakan oleh karena itu tentu kegiatan sosialisasi ini merupakan langkah awal yang gemilang untuk menyatukan langkah bergandengan tangan mengedukasi masyarakat terkait upaya mencegah stunting.
Dalam paparannya Edi Muin mengingatkan agar masyarakat menghindari empat terlalu (4T), yakni menikah terlalu muda, terlalu tua melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu banyak melahirkan untuk menjaga kualitas keluarga.
Menurutnya BKKBN mengambil peran dan menganjurkan bagaimana supaya tidak terjadi pernikahan diusia dini (anak), karena ternyata peluang melahirkan anak stunting lahir dari rahim ibu yang terlalu muda.
Selain itu juga BKKBN mengharapkan bagi mereka yang telah berkeluarga untuk mengatur jarak kelahiran. Jangan terlalu rapat karena itu juga potensi untuk mereka melahirkan anak stunting.
"Jadi anjuran itu selalu kami sampaikan bahwa hiduplah dengan perencanaan yang baik akan membuat orang lebih mudah. Menjadikan manusia butuh perencanaan, seperti 1.000 HPK harus menjadi perhatian, karena kualitas penduduk start nya disini. Kalau tidak baik maka kualitas hidup generasi penerus akan tidak baik, " katanya.
Sementara Koordinator Bidang ADVIN BKKBN Kaltim Karlina mengatakan BKKBN sesuai amanah UU 52/2009 mengamanatkan pemerintah dan pemda melakukan pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dengan pendekatan siklus kehidupan manusia.
Dari seluruh siklus kehidupan paling penting adalah 1.000 HPK dan hal itu disepakati sebagai hari paling penting dalam kehidupan sejak dalam kandungan hingga usia anak dua tahun.
"Kegiatan kali ini melibatkan mitra kerja agar lebih mudah mensosialisasikan terkait pengetahuan pengasuhan 1.000 hari petama untuk menghasilkan generasi berkualitas, " katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020