Samarinda, (ANTARA News Kaltim)- Provinsi Kaltim melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) mengaku kesulitan mencari alamat calon haji bagi manusia usia lanjut (manula) yang sudah diberi kesempatan untuk menunaikan haji pada musim ini.
"Tahun ini ada tujuh manula asal Kaltim yang telah diberi kesempatan oleh Kemenag RI untuk menunaikan haji, namun dari tujuh nama yang diberikan itu, baru tiga nama yang kami temukan, itupun tiga-tiganya batal berhaji," ujar Kepala Kemenag Perwakilan Kaltim HM Kusasi di Samarinda, Selasa.
Batalnya tiga nama itu berangkat haji karena satu orang ternyata usianya bukan manula, namun masih berisia 30 tahun sehingga dibatalkan, sedangkan dua orang lainnya sudah ditemukan alamatnya, namun keduanya telah meninggal dunia.
Sedangkan empat manula lainnya hingga kini belum ditemukan alamatnya, bahkan nomor kontaknya yang dicantumkan saat mendaftar haji juga tidak dapat dihubungi.
Dari empat nama itu, lanjutnya lagi, sebagian sudah ditemukan alamatnya, namun rumah yang ditemukan itu ternyata sudah dihuni oleh orang lain, sedangkan penghuni rumah yang baru tidak mengetahui alamat orang yang telah daftar haji tersebut.
Tujuh manula berusia 60 tahun ke atas yang mendapat persetujuan dari pusat untuk berangkat haji musim ini, alamat mereka tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Kaltim, seperti di Kabupaten Kutai Kartanegara, Berau, Bulungan, dan Kutai Timur sehingga pihaknya mengaku kesulitan meskipun sudah meminta bantuan Kemenag setempat.
Jika Kemenag Kaltim diberi kewenangan untuk mengganti orang untuk memenuhi kuota tujuh manula tersebut, maka diyakini pergantian nama baru yang juga manula dapat secepatnya terisi, bahkan dalam waktu satu hari pun dapat dipenuhinya.
Namun karena nama-nama yang diberi hak untuk berangkat haji itu ada di tangan pusat, maka pihaknya tidak dapat berbuat banyak, sehingga hanya berupaya menemukan nama-nama yang telah ditunjuk pusat tersebut.
Mengingat sulitnya menemukan nama dan mengganti yang sudah meninggal itu, maka dia pesimis kuota tujuh manula untuk Kaltim dapat terpenuhi, kecuali Kemenag pusat memberikan kekuasaan kepada Kaltim untuk mengganti tujuh nama itu sesuai dengan nomor urut calon haji kelompok manula yang ada pada daftar di bawahnya.
"Kami berharap segera ada keputusan pusat soal nama baru calon haji kelompok manula, sebagai pengganti yang meninggal dan belum ditemukan alamatnya, karena kaitannya sangat banyak, yakni harus melunasi biaya haji, mengurus paspor, dan visa, sedangkan keberangkatan haji dari Kaltim segera dimulai, yakni pada 21 September ini," kata Kusasi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Tahun ini ada tujuh manula asal Kaltim yang telah diberi kesempatan oleh Kemenag RI untuk menunaikan haji, namun dari tujuh nama yang diberikan itu, baru tiga nama yang kami temukan, itupun tiga-tiganya batal berhaji," ujar Kepala Kemenag Perwakilan Kaltim HM Kusasi di Samarinda, Selasa.
Batalnya tiga nama itu berangkat haji karena satu orang ternyata usianya bukan manula, namun masih berisia 30 tahun sehingga dibatalkan, sedangkan dua orang lainnya sudah ditemukan alamatnya, namun keduanya telah meninggal dunia.
Sedangkan empat manula lainnya hingga kini belum ditemukan alamatnya, bahkan nomor kontaknya yang dicantumkan saat mendaftar haji juga tidak dapat dihubungi.
Dari empat nama itu, lanjutnya lagi, sebagian sudah ditemukan alamatnya, namun rumah yang ditemukan itu ternyata sudah dihuni oleh orang lain, sedangkan penghuni rumah yang baru tidak mengetahui alamat orang yang telah daftar haji tersebut.
Tujuh manula berusia 60 tahun ke atas yang mendapat persetujuan dari pusat untuk berangkat haji musim ini, alamat mereka tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Kaltim, seperti di Kabupaten Kutai Kartanegara, Berau, Bulungan, dan Kutai Timur sehingga pihaknya mengaku kesulitan meskipun sudah meminta bantuan Kemenag setempat.
Jika Kemenag Kaltim diberi kewenangan untuk mengganti orang untuk memenuhi kuota tujuh manula tersebut, maka diyakini pergantian nama baru yang juga manula dapat secepatnya terisi, bahkan dalam waktu satu hari pun dapat dipenuhinya.
Namun karena nama-nama yang diberi hak untuk berangkat haji itu ada di tangan pusat, maka pihaknya tidak dapat berbuat banyak, sehingga hanya berupaya menemukan nama-nama yang telah ditunjuk pusat tersebut.
Mengingat sulitnya menemukan nama dan mengganti yang sudah meninggal itu, maka dia pesimis kuota tujuh manula untuk Kaltim dapat terpenuhi, kecuali Kemenag pusat memberikan kekuasaan kepada Kaltim untuk mengganti tujuh nama itu sesuai dengan nomor urut calon haji kelompok manula yang ada pada daftar di bawahnya.
"Kami berharap segera ada keputusan pusat soal nama baru calon haji kelompok manula, sebagai pengganti yang meninggal dan belum ditemukan alamatnya, karena kaitannya sangat banyak, yakni harus melunasi biaya haji, mengurus paspor, dan visa, sedangkan keberangkatan haji dari Kaltim segera dimulai, yakni pada 21 September ini," kata Kusasi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012