Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur dalam rangkaian Rapat Kerja Daerah (Rakerda) menggelar bakti sosial pelayanan KB Metode Operasi Wanita (MOW) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aji Muhammad Parikesit Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Kegiatan bakti sosial berupa pelayanan gratis MOW bekerjasama dengan pihak RSUD Parikesit ini hanya satu hari,”kata Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Kaltim,Sudibyo di Tenggarong,Kamis.
Ia mengatakan untuk pelayanan MOW di RSUD Parikesit di targetkan 40 akseptor dan hal serupa juga dilakukan di beberapa rumah sakit di kabupaten/kota lainnya di Kaltim. Sebelumnya BKKBN telah melakukan koordinasi dengan beberapa pihak rumah sakit
Sudibyo menjelaskan metode operasi wanita merupakan salah satu cara kontrasepsi diikuti dengan tindakan pembedahan pada saluran telur wanita. Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba uterine dengan penutupan tersebut tentu untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup.
Tubektomi adalah tindakan yang dilakukan pada kedua falloppi wanita yang mengakibatkan seseorang tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi. Sedangkan strerilisasi adalah metode kontrasepsi permanen yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang memang tidak ingin memiliki anak lagi dengan alasan tertentu,misalnya alasan kesehatan.
“BKKBN menggalakkan kontrasepsi jangka panjang yakni IUD, implan/susuk, tubektomi dan vasektomi,” katanya.
Sementara pelaksanaan bakti sosialdi RSUD Parikesit Tenggarong tersebut mendapat kunjungan dari Kepala Biro Keuangan dan Pengolahan Barang Milik Negara BKKBN RI Ahmad Taufik di dampingi Kabid KBKR,Sudibyo.
Dalam kunjungannya Ahmad Taufik sempat berdialog dengan dokter rumah sakit terkait pelayanan dan para akseptor yang telah mendapatkan pelayanan MOW gratis.
“Bagaimana ibu rasanya setelah dilakukan operasi,”tanya Ahmad Taufik.
Salah satu okseptor menyatakan awalnya takut, karena belum pernah MOW, namun setelah menjalani tidak ada masalah dan biasa saja.
Ia pun menyatakan keinginannya untuk melakukan MOW karena sudah tidak ingin memiliki anak lagi, karena sudah mempunyai empat orang anak, serta juga kerepotan masalah ekonomi keluarga.
“Sudah cukup empat orang anak jika ditambah lagi akan sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan pendidikan,”katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020