Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Anggota DPRD Berau Subroto menyarankan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Kabupaten Berau membantu menyediakan bibit jagung jenis Pioner 21 bagi para petani di Kecamatan Talisayan.
"PT Berau Jagung Raya (BJR) tidak mau membeli hasil panen petani di Kecamatan Talisayan jika bibitnya tidak dibeli petani dari perusahaan tersebut. Ini persoalan di balik keberhasilan para petani mengembangkan tanaman jagung," kata Subroto, anggota DPRD Berau dari daerah pemilihan Kecamatan Talisayan, Senin.
Menurut dia, sebenarnya persoalan itu sudah berlangsung lumayan lama dan cukup dilematis bagi petani karena bibit dari perusahaan itu harganya lumayan lebih mahal dibanding bibit lainnya.
Karena itu, ujarnya, selama ini para petani harus pandai-pandai mengatur waktu tanam agar hasil panennya mendapat keuntungan, dan tidak merugi.
"Bibit yang dari perusahaan itu jenis Pioner 21 (P21), harganya lumayan lebih mahal dari bibit lainnya. Kalau bibitnya tidak dari PT BJR, jagung petani ini tidak laku," katanya.
Sementara, lanjut Subroto yang juga Ketua Komisi III DPRD Berau, jika petani menggunakan bibit yang lain, seperti bibit Bisi 2, N35 atau jenis lainnya, petani kesulitan menjual hasil panennya karena selama ini hanya PT BJR yang membeli jagung petani dalam skala besar.
Untuk itu, Subroto yang juga politisi dari Partai Golkar itu menyarankan Dinas Pertanian dan Ketanahan Pengan (Dispertan) agar dapat mencarikan solusinya, misalnya dengan memberikan bantuan bibit P21, seperti yang selama ini digunakan petani dari perusahaan.
Menyanggupi
Menanggapi keluhan petani jagung di Talisayan dan sekitarnya, Dispertan Berau menyatakan menyanggupi untuk memberikan bantuan bibit, yang kualitasnya bisa melebihi bibit Pioner 21 (P21), dab setidaknya bibit yang dijanjikan tersebut akan datang dalam pekan ini.
Kepala Dispertan Ir Ilyas Natsir MM mengakui, jika selama ini PT Berau Jagung Raya (BJR) hanya mau membeli jagung petani berapa pun banyaknya, dengan catatan bibit jagung tersebut dari pihak perusahaan.
"Karena bibit yang disediakan tersebut memenuhi standar kebutuhan perusahaan, yang disesuaikan permintaan pelanggan. Tapi para petani tidak perlu cemas dengan masalah tersebut. Sebab, pihaknya telah berhasil melakukan lobi ke pemerintah pusat, agar petani jagung di Berau mendapatkan bantuan bibit berkualitas tinggi," ujarnya.
Ia mengatakan, bantuan bibit dari pusat itu dianggarkan dari APBN, melalui program Cadangan Benih Nasional Jagung (CBNJ).
Selain melakukan pendekatan, saat ini pihaknya juga sudah menemukan calon pembeli jagung dari Surabaya, Jawa Timur, yang saat ini masih melakukan melakukan survei kualitas jagung, sekaligus melakukan negoisasi dengan kelompok petani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"PT Berau Jagung Raya (BJR) tidak mau membeli hasil panen petani di Kecamatan Talisayan jika bibitnya tidak dibeli petani dari perusahaan tersebut. Ini persoalan di balik keberhasilan para petani mengembangkan tanaman jagung," kata Subroto, anggota DPRD Berau dari daerah pemilihan Kecamatan Talisayan, Senin.
Menurut dia, sebenarnya persoalan itu sudah berlangsung lumayan lama dan cukup dilematis bagi petani karena bibit dari perusahaan itu harganya lumayan lebih mahal dibanding bibit lainnya.
Karena itu, ujarnya, selama ini para petani harus pandai-pandai mengatur waktu tanam agar hasil panennya mendapat keuntungan, dan tidak merugi.
"Bibit yang dari perusahaan itu jenis Pioner 21 (P21), harganya lumayan lebih mahal dari bibit lainnya. Kalau bibitnya tidak dari PT BJR, jagung petani ini tidak laku," katanya.
Sementara, lanjut Subroto yang juga Ketua Komisi III DPRD Berau, jika petani menggunakan bibit yang lain, seperti bibit Bisi 2, N35 atau jenis lainnya, petani kesulitan menjual hasil panennya karena selama ini hanya PT BJR yang membeli jagung petani dalam skala besar.
Untuk itu, Subroto yang juga politisi dari Partai Golkar itu menyarankan Dinas Pertanian dan Ketanahan Pengan (Dispertan) agar dapat mencarikan solusinya, misalnya dengan memberikan bantuan bibit P21, seperti yang selama ini digunakan petani dari perusahaan.
Menyanggupi
Menanggapi keluhan petani jagung di Talisayan dan sekitarnya, Dispertan Berau menyatakan menyanggupi untuk memberikan bantuan bibit, yang kualitasnya bisa melebihi bibit Pioner 21 (P21), dab setidaknya bibit yang dijanjikan tersebut akan datang dalam pekan ini.
Kepala Dispertan Ir Ilyas Natsir MM mengakui, jika selama ini PT Berau Jagung Raya (BJR) hanya mau membeli jagung petani berapa pun banyaknya, dengan catatan bibit jagung tersebut dari pihak perusahaan.
"Karena bibit yang disediakan tersebut memenuhi standar kebutuhan perusahaan, yang disesuaikan permintaan pelanggan. Tapi para petani tidak perlu cemas dengan masalah tersebut. Sebab, pihaknya telah berhasil melakukan lobi ke pemerintah pusat, agar petani jagung di Berau mendapatkan bantuan bibit berkualitas tinggi," ujarnya.
Ia mengatakan, bantuan bibit dari pusat itu dianggarkan dari APBN, melalui program Cadangan Benih Nasional Jagung (CBNJ).
Selain melakukan pendekatan, saat ini pihaknya juga sudah menemukan calon pembeli jagung dari Surabaya, Jawa Timur, yang saat ini masih melakukan melakukan survei kualitas jagung, sekaligus melakukan negoisasi dengan kelompok petani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012