Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah mendorong, seluruh kepala sekolah SD Negeri maupun swasta menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang telah dikenalkan oleh program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR) hasil kerja sama Pemkab Kukar dengan Tanoto Foundation.


"Saya minta semua SD Negeri maupun Swasta menjalankan MBS dari Program PINTAR sehingga sekolah bisa dikelola lebih profesional, transparan dan akuntabel," katanya saat menghadiri Rapat Kerja Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) di Kecamatan Sebulu, pekan lalu. 

Edi Damansyah menyambut baik atas terlaksananya Rapat Kerja AKSI yang dipusatkan di Sebulu dan berharap kegiatan itu dapat memberikan solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan layanan pendidikan, sehingga tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa betul-betul terwujud dan berkualitas. 

"Berkaitan dengan peningkatan kualitas para guru, saya minta dapat dianggarkan melalui bantuan operasional kabupaten (Boskab) sesuai ketentuan yang berlaku, sebagai salah satu upaya memperdalam pengetahuan khususnya mengadopsi program PINTAR," katanya pada kegiatan yang diikuti 401 Kepsek SD se-Kukar.

Pengurus AKSI KUkar bagian Hukum yang juga Kepsek SDN 003 Loa Kulu Suwarni menyambut baik penerapan MBS yang dilatih oleh program PINTAR Tanoto Foundation agar dapat mendorong manajemen sekolah dikelola secara lebih profesional, transparan dan akuntabel sebagaimana harapan bupati.

"Sudah terbukti kalau pelatihan PINTAR tentang manajemen berbasis sekolah membuat kepala sekolah menjadi lebih efektif dalam kepemimpinan. Sekolah menjadi lebih transparan, budaya baca diterapkan dan peran serta masyarakat juga makin besar," katanya.

Spesialis Pembelajaran SMP Tanoto Foundation Agus Prihantoro menyebutkan, modul dua lebih mengantarkan siswa untuk lebih kreatif. 

"Pembelajaran yang berkarakter mapel dapat mengembangkan potensi anak. Pada mapel IPS misalnya yang dikembangkan adalah keterampilan berpikir kritis, mengolah informasi dan berperan dalam kelompok, yang semua mengarahkan agar siswa menjadi lebih kreatif," katanya.

Sedangkan pada pembelajaran IPA tambahnya, keterampilan yang dikembangkan adalah berpikir secara ilmiah. 

"Siswa diajak senantiasa mampu memecahkan masalah secara ilmiah, secara logis, dan menemukan jawaban dari setiap persoalan karena kemampuan berpikir secara ilmiah. Kemudian keterampilan menulis menjadi lebih cepat berkembang dengan literasi visual yang dikenalkan pada modul dua kali ini," kata Agus.

Pewarta: AHM

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019