Sejumlah produk dan inovasi Pupuk Kaltim berbasis Informasi Teknologi (IT) mendapat antusias pengunjung Indonesia Quality Expo (IQE) ke-7 yang digelar Badan Standardisasi Nasional (BSN), dalam rangkaian peringatan Bulan Mutu Nasional 2019 di Java Supermall Semarang, Jawa Tengah, selama 4 hari, mulai 11 hingga 14 Oktober 2019.
Beberapa inovasi seperti aplikasi Distribution Planning and Control System (DPCS) guna memantau distribusi produk Perusahaan mulai Lini 1 (pabrik) hingga End User (petani), virtual reality kawasan industri Pupuk Kaltim, produk manufacturing Jasa Pelayanan Pabrik (JPP), laboratorium Kultur Jaringan, hingga teknologi robotik dan printer 3D mencuri perhatian para pegiat IT maupun pelajar dan mahasiswa yang berkunjung.
Tak ketinggalan, sejumlah produk mitra binaan mulai makanan olahan hingga batik dan kerajinan tangan khas Kalimantan Timur, serta program pemberdayaan masyarakat pada Creating Shared Value (CSV) Keramba Jaring Apung (KJA) turut menyedot antusias pengunjung mulai hari pertama kegiatan digelar.
“Setiap tahun Pupuk Kaltim secara konsisten ikut memeriahkan IQE yang dilaksanakan di berbagai daerah. Tidak hanya untuk promosi keunggulan produk perusahaan dan mitra binaan saja, keikutsertaan Pupuk Kaltim juga sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) kepada seluruh pelaku usaha,” papar Sri Djuwani Ekowati, mewakili Manajemen Pupuk Kaltim.
Menurut dia, peran aktif penerapan SNI di setiap produk menjadi komitmen Pupuk Kaltim dalam mendorong pertumbuhan serta peningkatan mutu hasil produksi dalam negeri, agar produk yang dihasilkan lebih berkembang melalui peningkatan daya saing industri di pasar global.
Begitu juga dengan mitra binaan yang senantiasa didorong untuk menghasilkan produk yang berstandar SNI, sebagai jaminan kualitas dan mutu kepada konsumen guna peningkatan daya saing usaha.
“Melalui kegiatan ini, Pupuk Kaltim tak hanya menunjukkan konsistensi penerapan standarisasi mutu pada tataran produk saja, namun juga proses produksi sesuai kaidah SNI maupun International Organization for Standarization (ISO) di setiap pabrik. Ini sebagai jaminan terhadap kualitas produk yang dihasilkan Pupuk Kaltim dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” terang Ekowati.
Lebih lanjut, sejak 2017 penerapan standarisasi mutu produksi dilaksanakan Pupuk Kaltim melalui sertifikasi ISO 50001 untuk Pabrik 3 dan Pabrik 1A pada 2018.
Penerapan SNI Pupuk Kaltim juga diakui secara Nasional, dengan diraihnya penghargaan SNI Award kategori Platinum dua tahun berturut-turut pada 2016 dan 2017, serta menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih predikat Grand Platinum pada 2018.
“Komitmen peningkatan kualitas produksi yang sesuai standar Nasional dan Internasional juga didukung sejumlah inovasi berbasis Industri 4.0, seperti DPCS yang baru-baru ini berhasil meraih predikat Gold (tertinggi) pada ajang International Convention on Quality Control Circle (ICQCC) di Jepang,” tandas Ekowati.
Kepala BSN Bambang Prasetya, mengapresiasi dukungan Pupuk Kaltim terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemandirian masyarakat, melalui pembinaan UKM sekaligus mengangkat kualitas produk lokal lebih dikenal di pasar Nasional.
Apalagi dua mitra binaan Pupuk Kaltim telah mendapat sertifikat SNI sebagai jaminan kualitas produk yang dihasilkan, disamping mewadahi promosi pada berbagai kegiatan.
Bahkan Pupuk Kaltim diakui Bambang menjadi salah satu perusahaan yang konsisten mendorong penerapan SNI di Indonesia, teraplikasi pada dukungan Bulan Mutu Nasional dan pelaksanaan IQE setiap tahun di berbagai daerah.
“IQE sengaja digelar bergantian di daerah dan tidak terpusat di Jakarta saja. Tujuannya agar pertumbuhan industri kreatif di daerah dapat lebih berkembang, sehingga mampu mendorong industri nasional untuk bersaing di pasar global,” ujar Bambang saat membuka IQE 2019.
Terkait standarisasi mutu produksi Pupuk Kaltim, diharap Bambang terus ditingkatkan guna menjaga kualitas seluruh produk perusahaan.
Selain memastikan kebutuhan pupuk bagi petani terpenuhi, juga sebagai jaminan produk yang dihasilkan telah melalui proses produksi yang sesuai standar.
“Inovasi seperti DPCS ini sangat bagus, semoga ke depan lebih ditingkatkan. Apalagi era industri 4.0 seperti saat ini pemanfaatan teknologi menjadi salah satu penentu perkembangan industri,” ucap Bambang kala mengunjungi stand Pupuk Kaltim. (*/vo/nav)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
Beberapa inovasi seperti aplikasi Distribution Planning and Control System (DPCS) guna memantau distribusi produk Perusahaan mulai Lini 1 (pabrik) hingga End User (petani), virtual reality kawasan industri Pupuk Kaltim, produk manufacturing Jasa Pelayanan Pabrik (JPP), laboratorium Kultur Jaringan, hingga teknologi robotik dan printer 3D mencuri perhatian para pegiat IT maupun pelajar dan mahasiswa yang berkunjung.
Tak ketinggalan, sejumlah produk mitra binaan mulai makanan olahan hingga batik dan kerajinan tangan khas Kalimantan Timur, serta program pemberdayaan masyarakat pada Creating Shared Value (CSV) Keramba Jaring Apung (KJA) turut menyedot antusias pengunjung mulai hari pertama kegiatan digelar.
“Setiap tahun Pupuk Kaltim secara konsisten ikut memeriahkan IQE yang dilaksanakan di berbagai daerah. Tidak hanya untuk promosi keunggulan produk perusahaan dan mitra binaan saja, keikutsertaan Pupuk Kaltim juga sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) kepada seluruh pelaku usaha,” papar Sri Djuwani Ekowati, mewakili Manajemen Pupuk Kaltim.
Menurut dia, peran aktif penerapan SNI di setiap produk menjadi komitmen Pupuk Kaltim dalam mendorong pertumbuhan serta peningkatan mutu hasil produksi dalam negeri, agar produk yang dihasilkan lebih berkembang melalui peningkatan daya saing industri di pasar global.
Begitu juga dengan mitra binaan yang senantiasa didorong untuk menghasilkan produk yang berstandar SNI, sebagai jaminan kualitas dan mutu kepada konsumen guna peningkatan daya saing usaha.
“Melalui kegiatan ini, Pupuk Kaltim tak hanya menunjukkan konsistensi penerapan standarisasi mutu pada tataran produk saja, namun juga proses produksi sesuai kaidah SNI maupun International Organization for Standarization (ISO) di setiap pabrik. Ini sebagai jaminan terhadap kualitas produk yang dihasilkan Pupuk Kaltim dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” terang Ekowati.
Lebih lanjut, sejak 2017 penerapan standarisasi mutu produksi dilaksanakan Pupuk Kaltim melalui sertifikasi ISO 50001 untuk Pabrik 3 dan Pabrik 1A pada 2018.
Penerapan SNI Pupuk Kaltim juga diakui secara Nasional, dengan diraihnya penghargaan SNI Award kategori Platinum dua tahun berturut-turut pada 2016 dan 2017, serta menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih predikat Grand Platinum pada 2018.
“Komitmen peningkatan kualitas produksi yang sesuai standar Nasional dan Internasional juga didukung sejumlah inovasi berbasis Industri 4.0, seperti DPCS yang baru-baru ini berhasil meraih predikat Gold (tertinggi) pada ajang International Convention on Quality Control Circle (ICQCC) di Jepang,” tandas Ekowati.
Kepala BSN Bambang Prasetya, mengapresiasi dukungan Pupuk Kaltim terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemandirian masyarakat, melalui pembinaan UKM sekaligus mengangkat kualitas produk lokal lebih dikenal di pasar Nasional.
Apalagi dua mitra binaan Pupuk Kaltim telah mendapat sertifikat SNI sebagai jaminan kualitas produk yang dihasilkan, disamping mewadahi promosi pada berbagai kegiatan.
Bahkan Pupuk Kaltim diakui Bambang menjadi salah satu perusahaan yang konsisten mendorong penerapan SNI di Indonesia, teraplikasi pada dukungan Bulan Mutu Nasional dan pelaksanaan IQE setiap tahun di berbagai daerah.
“IQE sengaja digelar bergantian di daerah dan tidak terpusat di Jakarta saja. Tujuannya agar pertumbuhan industri kreatif di daerah dapat lebih berkembang, sehingga mampu mendorong industri nasional untuk bersaing di pasar global,” ujar Bambang saat membuka IQE 2019.
Terkait standarisasi mutu produksi Pupuk Kaltim, diharap Bambang terus ditingkatkan guna menjaga kualitas seluruh produk perusahaan.
Selain memastikan kebutuhan pupuk bagi petani terpenuhi, juga sebagai jaminan produk yang dihasilkan telah melalui proses produksi yang sesuai standar.
“Inovasi seperti DPCS ini sangat bagus, semoga ke depan lebih ditingkatkan. Apalagi era industri 4.0 seperti saat ini pemanfaatan teknologi menjadi salah satu penentu perkembangan industri,” ucap Bambang kala mengunjungi stand Pupuk Kaltim. (*/vo/nav)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019