Desa Mulupan, Kecamatan Muara Bengkal, Kabupaten Kutai Timur mengalami kekeringan sumber air, sehingga warganya membutuhkan bantuan air besih dari Pemerintah setempat.
 

Kepala Desa Mulupan, Pathul ketika dihubungi dari Sangatta, Kamis, mengatakan saat ini warganya sudah mulai kesulitan untuk mendapatkan air bersih, karena sumber air yang biasa digunakan mulai kering.

Sementara kondisi air sungai, yang biasanya juga digunakan untuk kebutuhan sehari-hari saat ini volume airnya di bawah lutut anak-anak dengan kualitas air kurang layak, karena keruh.

Pathul mengatakan untuk membeli air bersih dalam kemasan, serasa tidak mungkin dilakukan karena kondisi ekonomi masyarakatnya yang minus, terlebih warga desanya baru saja terkena musibah kebakaran.

"Kami sangat berharap Pemerintah Kabupaten Kutim, bisa mempercepat pemasangan jaringan air bersih. Jika PDAM belum bisa, setidaknya ada Sistem Penyediaan Air Minum Desa (SPAMDes. Karena, ini kebutuhan yang sangat mendasar masyarakat ," kata Pathul.

Kondisi kekeringan sungai di Desa Mulupan berdampak pula pada penghasilan masyarakat, sebab rata-rata warga desa tersebut bekerja  sebagai nelayan.

Mulupan merupakan satu di antara desa yang ada di Kecamatan Muara Bengkal, dengan letak paling ujung berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Seperti diketahui, desa ini baru saja mengalami musibah yang cukup hebat. Kurang lebih 27 rumah terbakar atau 50 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal, pada Senin (23/9/2019) lalu.

Untuk warganya yang terkena musibah, Pathul, mengatakan saat ini selain sembako, yang paling dibutuhkan para korban antara lain, alas tidur, selimut, kelambu dan pakaian bekas layak pakai.

"Para korban kebakaran saat ini berada di posko pengungsian, mereka juga membutuhkan bantuan makanan," katanya.

Pewarta: Wardi/Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019