Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - TNI mulai Kamis dilibatkan dalam pengamanan objek-objek vital nasional yang ada di Kota Minyak Balikpapan, Kaltim.
"Kami minta bantuan TNI untuk menjaga kilang minyak Pertamina, Bandara Sepinggan, dan Pelabuhan Semayang, termasuk juga sejumlah SPBU dari kemungkinan aksi-aksi demonstrasi dan atau aksi anarkis menjelang pengumuman pemerintah tentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM)," kata Kepala Polisi Resort (Kapolres) Balikpapan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sabar Supriyono di Balikpapan, Kamis.
Kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan V terletak di Jalan Yos Sudarso, jalan yang juga disebut Jalan Minyak. Kilang itu bersisian langsung dengan jalan dan membentang sepanjang lebih kurang lima kilometer dari Pelabuhan Semayang hingga persimpangan Karang Anyar.
Balikpapan memiliki 14 buah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang tersebar di seluruh kota seluas 500 km persegi tersebut.
TNI menyiapkan 2 kompi pasukan dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0905 Balikpapan.
Prajurit TNI bergabung dengan 800 personel polisi yang sudah disiagakan terlebih dahulu untuk menjaga kondusivitas kota Balikpapan.
Personel TNI mulai dilibatkan setelah terjadi perkembangan baru, dimana jumlah demonstran yang berkumpul di Gedung DPRD Balikpapan semakin banyak. Selain mahasiswa, kini juga bergabung anggota-anggota organisasi massa dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
"Informasi yang kami terima, anggota Ormas dan LSM akan bergabung Jumat. Meski demikian, yang menghadapi massa tetap anggota polisi, sementara tentara lebih difokuskan untuk menjaga keamanan obyek vital nasional," ujarnya.
"Kami juga membentuk tim negosiator yang sebagian anggotanya adalah para polisi wanita," katanya menambahkan.
Menurut Kapolres, pelibatan polisi wanita atau polwan tersebut untuk menegaskan peran polisi sebagai pelayan masyarakat.
Dalam demonstrasi, tugas polisi adalah juga menjaga jangan sampai demonstran dan demonstrasinya mengganggu kepentingann masyarakat lain.
"Di sisi lain unjuk rasa juga dijamin undang-undang. Aparat disiagakan agar unjuk rasa itu tidak berubah jadi aksi anarkis, memaksakan kemauannnya sendiri kepada orang lain," papar Sabar.
Rencananya, Jumat (30/3) para mahasiswa yang menginap di Gedung DPRD Balikpapan sejak Rabu (28/3) malam akan melanjutkan aksinya dengan berdemo ke kantor besar Pertamina di Jalan Yos Sudarso, kantor yang berseberangan dengan kilang Unit Pengolahan V.
"Sekarang ada sembilan organisasi mahasiswa yang bergabung. Insy Allah jumlah kami seluruhnya tidak akan kurang dari 150 orang," jelas koordinator aksi Aditnya Yudha Abadi dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Jumlah pendemo hingga 150 orang oleh mahasiswa di Balikpapan sudah termasuk jumlah yang besar. Demonstrasi hingga menginap juga sesuatu yang baru karena biasanya aksi mahasiswa berlangsung tidak lebih dari 3 jam.
Menurut Aditya, sejak Rabu lalu hingga Kamis para aktivis mahasiswa mendatangi kampus-kampus di Balikpapan untuk mengajak bergabung dalam aksi menginap dan dilanjutkan pada Jumat siang ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Kami minta bantuan TNI untuk menjaga kilang minyak Pertamina, Bandara Sepinggan, dan Pelabuhan Semayang, termasuk juga sejumlah SPBU dari kemungkinan aksi-aksi demonstrasi dan atau aksi anarkis menjelang pengumuman pemerintah tentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM)," kata Kepala Polisi Resort (Kapolres) Balikpapan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sabar Supriyono di Balikpapan, Kamis.
Kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan V terletak di Jalan Yos Sudarso, jalan yang juga disebut Jalan Minyak. Kilang itu bersisian langsung dengan jalan dan membentang sepanjang lebih kurang lima kilometer dari Pelabuhan Semayang hingga persimpangan Karang Anyar.
Balikpapan memiliki 14 buah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang tersebar di seluruh kota seluas 500 km persegi tersebut.
TNI menyiapkan 2 kompi pasukan dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0905 Balikpapan.
Prajurit TNI bergabung dengan 800 personel polisi yang sudah disiagakan terlebih dahulu untuk menjaga kondusivitas kota Balikpapan.
Personel TNI mulai dilibatkan setelah terjadi perkembangan baru, dimana jumlah demonstran yang berkumpul di Gedung DPRD Balikpapan semakin banyak. Selain mahasiswa, kini juga bergabung anggota-anggota organisasi massa dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
"Informasi yang kami terima, anggota Ormas dan LSM akan bergabung Jumat. Meski demikian, yang menghadapi massa tetap anggota polisi, sementara tentara lebih difokuskan untuk menjaga keamanan obyek vital nasional," ujarnya.
"Kami juga membentuk tim negosiator yang sebagian anggotanya adalah para polisi wanita," katanya menambahkan.
Menurut Kapolres, pelibatan polisi wanita atau polwan tersebut untuk menegaskan peran polisi sebagai pelayan masyarakat.
Dalam demonstrasi, tugas polisi adalah juga menjaga jangan sampai demonstran dan demonstrasinya mengganggu kepentingann masyarakat lain.
"Di sisi lain unjuk rasa juga dijamin undang-undang. Aparat disiagakan agar unjuk rasa itu tidak berubah jadi aksi anarkis, memaksakan kemauannnya sendiri kepada orang lain," papar Sabar.
Rencananya, Jumat (30/3) para mahasiswa yang menginap di Gedung DPRD Balikpapan sejak Rabu (28/3) malam akan melanjutkan aksinya dengan berdemo ke kantor besar Pertamina di Jalan Yos Sudarso, kantor yang berseberangan dengan kilang Unit Pengolahan V.
"Sekarang ada sembilan organisasi mahasiswa yang bergabung. Insy Allah jumlah kami seluruhnya tidak akan kurang dari 150 orang," jelas koordinator aksi Aditnya Yudha Abadi dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Jumlah pendemo hingga 150 orang oleh mahasiswa di Balikpapan sudah termasuk jumlah yang besar. Demonstrasi hingga menginap juga sesuatu yang baru karena biasanya aksi mahasiswa berlangsung tidak lebih dari 3 jam.
Menurut Aditya, sejak Rabu lalu hingga Kamis para aktivis mahasiswa mendatangi kampus-kampus di Balikpapan untuk mengajak bergabung dalam aksi menginap dan dilanjutkan pada Jumat siang ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012