Nilai tukar petani (NTP) di  Kalimantan Timur pada Juli 2019 tercatat sebesar 94,34, naik 0,07 persen dibanding Juni, tetapi tetap di bawah angka 100 yang menggambarkan petani Kaltim belum sejahtera.


"Peningkatan NTP disebabkan oleh penurunan indeks harga yang dibayar oleh petani (Ib) lebih besar ketimbang penurunan indeks harga yang diterima petani (It)," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Atqo Mardiyanto di Samarinda, Kamis.

Angka Keseimbangan NTP adalah 100. Jika NTP pas 100 berarti petani tidak untung dan tidak rugi, jika NTP di atas 100 berarti petani sejahtera karena mengalami keuntungan setelah menjual harga produk pertaniannya. Sebaliknya, jika NTP di bawah 100 berarti petani merugi.

Apabila dilihat per subsektor pertanian yang digeluti petani, lanjutnya, ada Juli 2019 untuk Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) hanya 93,25, kemudian Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) tercatat 93,84.

Selanjutnya Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) jauh di bawah yang hanya 81,20, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) cukup tinggi yang mencapai 110,25, dan Nilai Tukar Nelayan serta Pembudidaya Ikan (NTNP) sebesar 104,40.

Pada Juli 2019, lanjut Atqo, terdapat tiga subsektor pertanian yang mengalami peningkatan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan naik 0,60 persen, subsektor hortikultura naik 0,50 persen, dan subsektor peternakan naik 0,42 persen.

Dua subsektor lainnya yakni tanaman perkebunan rakyat dan perikanan mengalami penurunan NTP, masing-masing adalah petani perkebunan mengalami penurunan 0,98 persen dan petani ikan dengan NTP turun 0,18 persen.

Meski secara umum NTP Kaltim naik namun masih rendah, namun untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kaltim pada Juli 2019 sebesar 106,33 atau turun 0,33 persen dibanding NTUP pada bulan Juni yang tercatat sebesar 106,69.

"Ada tiga subsektor pertanian yang mengalami peningkatan NTUP, yaitu subsektor tanaman pangan, hortikultura dan peternakan. Harga komoditas pertanian Kaltim selama ini memang fluktuasi dan masih rendah. Kita harapkan ke depan NTP bisa lebih tinggi," ucap Atqo.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019