Tingginya tingkat belanja beras dan rokok kretek filter di Provinsi Kalimantan Timur merupakan di antara pemicu faktor kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan daerah setempat pada Maret 2019.
"Komoditas pertama penyumbang kemiskinan Kaltim pada Maret 2019 adalah beras dengan andil 16,54 persen untuk daerah perkotaan dan sebesar 20,28 persen di daerah perdesaan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Atqo Mardiyanto di Samarinda, Rabu.
Berada di urutan kedua penyumbang kemiskinan terbesar di Kaltim adalah rokok kretek filter, yakni tercatat 12,65 persen bagi penduduk yang bermukim di perkotaan dan tercatat 13,88 persen di perdesaan.
BPS mencatat ada 15 komodiitas yang masuk kategori makanan untuk menghitung garis kemiskinan, yakni roti, bandeng, susu bubuk, kopi, bawang merah, tahu, tempe, gula pasir, kue basah, tongkol, mie instan, daging ayam, telur ayam, rokok kretek, dan beras.
Dari 15 komoditas kategori makanan tersebut, lanjutnya, lima kooditas diataranya memiliki kesamaan pola terhadap andil kemiskinan baik di perkotaan maupun perdesaan, yakni beras, rokok kretek filter, telur ayam, daging ayam, dan mie instan.
Sedangkan untuk komoditas nonmakanan berdasarkan urutan teratas yang dibutuhkan masyarakat yakni perumahan, listrik, bensin, pendidikan, air, perlengkapan mandi, kesehatan, pakaian perempuan, pakaian anak, perawatan kecantikan, pakaian laki-laki, pajak kendaraan, angkutan, sabun, dan bahan pemeliharaan pakaian.
Penyumbang kemiskinan tertinggi dari15 komoditas nonmakanan di kawasan perkotaan berupa perumahan sebesar 10,76 persen, listrik 4,15 persen, bensin 3,59 persen, pendidikan 2,01 persen, dan kebutuhan terhadap air memberikan andil 1,91 persen.
Sedangkan di daerah perdesaan adalah perumahan menyumbang 10,39 persen, bensin 3,62 persen, listrik 2,76 persen, pendidikan 1,22 persen, dan perlengkapan mandi memberikan andil garis kemiskinan 1,15 persen.
Ia mengatakan, jumlah penduduk miskin di Kaltim pada Maret 2019 sebanyak 219.920 orang atau 5,94 persen. Turun ketimbang September 2018 yang sebanyak 222.390 atau 6,06 persen.
"Selama September 2018-Maret 2019, garis kemiskinan di Kaltim naik 1,83 persen, yaitu dari Rp598.200 per kapita pada September 2018 menjadi Rp609.155 per kapita pada Maret 2019," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Komoditas pertama penyumbang kemiskinan Kaltim pada Maret 2019 adalah beras dengan andil 16,54 persen untuk daerah perkotaan dan sebesar 20,28 persen di daerah perdesaan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Atqo Mardiyanto di Samarinda, Rabu.
Berada di urutan kedua penyumbang kemiskinan terbesar di Kaltim adalah rokok kretek filter, yakni tercatat 12,65 persen bagi penduduk yang bermukim di perkotaan dan tercatat 13,88 persen di perdesaan.
BPS mencatat ada 15 komodiitas yang masuk kategori makanan untuk menghitung garis kemiskinan, yakni roti, bandeng, susu bubuk, kopi, bawang merah, tahu, tempe, gula pasir, kue basah, tongkol, mie instan, daging ayam, telur ayam, rokok kretek, dan beras.
Dari 15 komoditas kategori makanan tersebut, lanjutnya, lima kooditas diataranya memiliki kesamaan pola terhadap andil kemiskinan baik di perkotaan maupun perdesaan, yakni beras, rokok kretek filter, telur ayam, daging ayam, dan mie instan.
Sedangkan untuk komoditas nonmakanan berdasarkan urutan teratas yang dibutuhkan masyarakat yakni perumahan, listrik, bensin, pendidikan, air, perlengkapan mandi, kesehatan, pakaian perempuan, pakaian anak, perawatan kecantikan, pakaian laki-laki, pajak kendaraan, angkutan, sabun, dan bahan pemeliharaan pakaian.
Penyumbang kemiskinan tertinggi dari15 komoditas nonmakanan di kawasan perkotaan berupa perumahan sebesar 10,76 persen, listrik 4,15 persen, bensin 3,59 persen, pendidikan 2,01 persen, dan kebutuhan terhadap air memberikan andil 1,91 persen.
Sedangkan di daerah perdesaan adalah perumahan menyumbang 10,39 persen, bensin 3,62 persen, listrik 2,76 persen, pendidikan 1,22 persen, dan perlengkapan mandi memberikan andil garis kemiskinan 1,15 persen.
Ia mengatakan, jumlah penduduk miskin di Kaltim pada Maret 2019 sebanyak 219.920 orang atau 5,94 persen. Turun ketimbang September 2018 yang sebanyak 222.390 atau 6,06 persen.
"Selama September 2018-Maret 2019, garis kemiskinan di Kaltim naik 1,83 persen, yaitu dari Rp598.200 per kapita pada September 2018 menjadi Rp609.155 per kapita pada Maret 2019," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019