Bencana tanah longsor susulan masih berpotensi terjadi di SD Negeri 017 Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, karena struktur tanah di daerah itu rawan bergeser.

"Longsor awalnya terjadi pada 11 Mei 2019," jelas Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila ketika dihubungi, Sabtu.

BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara lanjut ia, sedang melakukan pemulihan di lokasi bencana tanah longsor di SD Negeri 017 Desa Bukit Raya tersebut dengan membangun siring beton sepanjang 30 meter.

Sampai saat ini sudah terjadi dua kali longsor susulan di titik longsor itu, akibat hujan deras yang masih sering mengguyur wilayah Penajam Paser Utara.

Pembuatan siring beton sepanjang 30 meter di titik longsor SD Negeri 017 Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, menurut Nurlaila, sudah hampir rampung.

Namun potensi longsor susulan di kawasan SD Negeri 017 Desa Bukit Raya tersebut tegasnya, masih cukup tinggi sehingga harus dilakukan antisipasi secepatnya.

"Potensi longsor susulan di SD Negeri 017 itu masih bisa terjadi, sebab struktur tanahnya tergolong rawan bergeser atau bergerak," kata Nurlaila.

Jika terjadi longsor susulan bisa mengakibatkan tidak ada akses jalan untuk menuju sekolah, serta berdampak pada bangunan sekolah yang ikut roboh.

Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan yang dapat mengakibatkan kerusakan bangunan sekolah menurut Nurlaila, perlu dibangun siring tambahan sepanjang 34 meter.

"Tambahan siring beton hingga 34 meter di titik lokasi longsor itu sebagai penahan pergerakan tanah sehingga tidak kembali terjadi longsor," jelasnya.

Pembuatan siring tambahan di titik longsor SD Negeri 017 Desa Bukit Raya tambah Nurlaila, akan diusulkan melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga atau Disdikpora Kabupaten Penajam Paser Utara.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019