Bontang  (ANTARA News Kaltim) - Kepala Balai Taman Nasional Kutai (TNK) Asep Sugiharta mengatakan, pihaknya akan menyampaikan aspirasi dan tuntutan ribuan pengunjuk rasa dari Kecamatan Sangata Selatan dan Teluk Pandan kepada Menteri Kehutanan RI.

"Balai Taman Nasional Kutai (TNK) akan memfasilitasi notulen pertemuan dengan 35 orang perwakilan para pengunjuk rasa yang intinya menuntut melepas sebagian tanah (enclave) TNK kepada pemerintah pusat," kata Kepala Balai TNK Bontang, Asep Sugiharta, di Bontang, Kamis.

Awalnya perwakilan para pendemo meminta agar Balai TNK memberikan rekomendasi pelepasan untuk diajukan ke Menteri Kehutanan.

"Menanggapi tuntutan rekomendasi enclave, saya jelaskan bahwa saya selaku Kepala Balai TNK di Bontang tidak memiliki wewenang untuk itu, yang akhirnya disepakati bersama balai akan menyampaikan notulen pertemuan hari ini ke pusat," ujar Asep.

Sementara itu sebanyak 150 aparat Polres Bontang mengamankan jalannya demonstrasi dibantu personel dari Sub Detasemen Polisi Militer, dan beberapa satuan polisi pamong praja yang berjaga-jaga di sekitar rumah jabatan wali kota dan perumahan pejabat Pemkot Bontang yang berlokasi berdampingan dengan Kantor Balai TNK.

Kapoles Bontang AKBP Heri Armanto dalam sambutan kepada para pendemo agar aksi demo sesuai surat pemberitahuan akan menyampaikan aspirasi dengan tertib dan aman.

"Kami akan mengamankan saudara-saudara dari Sangata Selatan dan Teluk Pandan, mulai datang, saat berlangsung hingga perjalanan kembali pulang," kata Heri Armanto.

Salah seorang pendemo dari RT 12 Teluk Pandan mengaku baru enam bulan tinggal di lokasi dengan membeli kaplingan ukuran 10 x 20 seharga Rp6 juta rupiah.

Demo berakhir pukul 15.00 Wita setelah berlangsung sejak pukul 11.00 Wita, yang diikuti sekitar seribuan lebih pendemo.

Pasca demo berlangsung beberapa staf Balai TNK dikerahkan untuk membersihkan sampah minuman yang berserakan di sekitar balai, jalanan maupun halaman perumahan pejabat Pemkot Bontang. (*)

Pewarta: Suratmi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012