Dalam tiga bulan terakhir Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) menjalankan unit usaha kapal feri untuk menyeberangkan orang maupun kendaraan dari Kampung Long Bagun Ilir ke Kampung Batu Majang dan sebaliknya.

"Pendapatan perhari bervariasi, pengalaman kami dalam tiga bulan menjadi motoris kapal feri ini dalam sehari paling sedikit memperoleh Rp600 ribu dan paling banyak dapat Rp1,5 juta," ujar Tinus, salah seorang motoris ketinting kapal feri milik BUMDes/BUMKam Family Jaya di Long Bagun, Minggu.

Kapal feri milik BUMDes/BUMKam (Badan Usaha Milik Kampung) yang dibentuk oleh Kampung Long Bagun Ilir, Kecamatan Long Bagun, ini dijalankan dengan tenaga pendorong dua ketinting, satu mesin dijoki oleh Tinus dan satu mesin ketinting lagi dijoki oleh Vensesius.

Pendapatan variatif per hari itu kemudian dibagi dua, yakni 60 persen diserahkan kepada pemilik kapal, yakni BUMKam Family Jaya, sementara sisanya yang 40 persen menjadi hak pekerja, yakni Tinus dan Vensesius yang merupakan motorisnya. Namun 40 persen ini masih dipotong untuk pembelian BBM ketinting.

Kapal feri ini hanya mampu memuat satu mobil atau satu truk maupun kendaraan yang nyaris setara dengan truk. Sementara untuk kendaraan roda dua bisa tertampung paling banyak delapan unit per sekali jalan.

Sementara itu tarif yang diberlakukan sekali angkut  menyesuaikan jenis kendaraan, orang, dan waktu. Untuk siang hari, kendaraan roda dua yang dibawa anak sekolah dikenakan tarif Rp10 ribu, masyarakat umum Rp20 ribu, dan gerobak barang Rp20 ribu per unit.

"Kendaraan roda dua yang ingin menyeberang pada malam hari di atas jam 10 dikenakan biaya tambahan sebesar 50 persen sehingga menjadi Rp30 ribu per unit, karena kalau malam perlu ekstra hati-hati," katanya.

Sementara itu  untuk kendaraan roda empat yang kosong dikenakan biaya Rp100 ribu, mobil dengan muatan barang Rp250 ribu, drum minyak Rp50 ribu per drum, bermuatan kayu ringan Rp200 ribu, kayu berat Rp250 ribu, dan semen dengan tarif Rp5 ribu per sak, kemudian kendaraan roda enam atau dump truck Rp300 ribu.

"Kapal feri ini tidak beroperasi tiap hari, tapi sekali dalam dua hari karena ada beberapa kapal feri yang juga beroperasi di sini, jadi sudah diatur agar tidak berebut mencari penumpang. Untuk pembayaran juga tidak ada tiket yang diberikan ke penumpang, tapi begitu ada yang bayar langsung dicatat," kata Tinus. 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019