Tenggarong (ANTARA News Kaltim) - Satu penumpang perahu penyeberangan tradisional yang tenggelam Sabtu (24/12) malam di Sungai Mahakam belum ditemukan dan masih terus dicari oleh Tim SAR Kabupaten Kutai Kartanegara.

"Ya memang ada satu korban yang dilaporkan hilang, saat ini masih dalam pencarian," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kutai Kartanegara (Kukar) H Otoy Usman di Tenggarong, Kukar, Kalimantan Timur, saat dihubungi, Minggu pagi.

Perahu motor penyeberangan tradisional yang kerap disebut warga sebagai "feri tradisional" itu tenggelam pada Sabtu (24/12) sekitar pukul 19.20 Wita, setelah bertabrakan dengan sebuah kapal nelayan.

Satu korban yang masih hilang dalam musibah tersebut diketahui bernama Juli, pria asal Jawa Timur, yang dikabarkan tidak bisa berenang.

Selain itu, tujuh unit kendaraan roda dua yang merupakan muatan dari feri tradisional itu juga tenggelam ke dasar Sungai Mahakam. Sementara 17 belas penumpang termasuk awak fery selamat dalam kejadian naas tersebut.

Menurut keterangan warga, perahu tradisional yang dikemudikan Bahril (42) tersebut tengah menyeberang dari arah Kelurahan Baru Tenggarong ke Desa Loa Raya Tenggarong Seberang.

Namun ketika sudah melewati separuh perjalanan, kapal kayu lainnya dari arah hulu Mahakam menuju hilir menabrak perahu yang bermuatan sepeda motor dan sejumlah orang tersebut hingga pecah.

Penumpang yang mengapung langsung diselamatkan oleh pemilik perahu tradisional lainnya, sedangkan korban luka-luka langsung dilarikan ke RSUD AM Parikesit Tenggarong.

Otoy mengatakan, saat ini kedua kapal kayu tersebut sudah diamankan di dermaga Polres Kukar. Sedangkan pihak kepolisian kini tengah menyelidiki serta memeriksa sejumlah saksi terkait musibah tersebut.

Sarana penyeberangan menggunakan perahu motor tradisional memang sudah ada sebelum Jembatan Kartanegara runtuh pada 26 November 2011. Sarana penyeberangan menggunakan perahu tradisional tersebut semakin banyak diminati warga karena menjadi sarana alternatif setelah ambruknya Jembatan Kartanegara.

Ukuran perahu motor tradisional itu juga bermacam-macam, ada yang berkapasitas 10 sampai 14 kendaraan roda dua, serta ada juga yang mampu memuat 20 sepeda motor karena lebih panjang dan lebih lebar.  (*)


Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011