Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Kenaikan harga tiket pesawat udara menjelang Natal dan Tahun Baru lalu menjadi satu pemicu inflasi tahunan di Balikpapan yang mencapai 3,1 persen, sama dengan inflasi nasional dan lebih rendah dari inflasi Kalimantan Timur yang 3,2 persen.

"Memberi andil inflasi sebesar 0,76 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Suharman Tabrani, Jumat. Harga tiket pesawat tujuan Surabaya di maskapai penerbangan murah, misalnya, dari biasa Rp860 ribu, naik menjadi Rp960.000, bahkan hingga Rp1,1 juta.

Kenaikan arus penumpang sendiri dipicu liburan sekolah yang bergabung dengan libur Natal dan hari raya Galungan umat Hindu, dan akhirnya libur tahun baru. Masyarakat Balikpapan memanfaatkan waktu-waktu libur itu untuk pergi ke kota-kota lain untuk berwisata atau berkumpul keluarga.

Selain itu yang menjadi penyumbang inflasi kenaikan harga kue kering dalam kelompok makanan jadi dan harga obat dalam kelompok kesehatan, masing-masing sebesar 0,07 persen dan 0,05 persen.

Namun pasokan sayuran yang melimpah, terutama kacang panjang, ketimun, dan sawi hijau, termasuk juga ikan laut, membuat harga kelompok bahan makanan mengalami penurunan atau deflasi sebesar 0,02 persen.

Menurut Tabrani, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Balikpapan terus memantau pasokan barang dan jasa untuk mengendalikan harga agar tetap dalam level yang terjangkau masyarakat.

"Untuk komoditas pangan strategis seperti beras, kita kendalikan melalui Bulog (Badan Urusan Logistik),"sebut Tabrani.

Bila terjadi kenaikan harga beras, misalnya, Bulog selalu siap menambah jumlah stok di pasar sehingga harga kembali normal. Selain itu, penyebab kenaikan harga juga akan ditelusuri, apakah sebab kekurangan pasokan karena memang permintaan meningkat, atau ada yang melakukan penimbunan, atau sebab-sebab lain.

"Ada sidak-sidak dan sejumlah pertemuan koordinasi untuk stabilisasi harga tersebut," jelas Tabrani.(*)

 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019