Balikpapan, (Antaranews Kaltim) – Penggunaan limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent atau POME). sebagai energi baru dan terbarukan kini sudah punya cerita sukses. Tidak kurang dari 73 ribu penduduk di 3 kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara sejak 2015 menikmati listrik yang dibangkitkan dari POME tersebut

    

“Jadi tidak lagi menggunakan pembangkit diesel,” kata Manajer Biogas PT REA Kaltim Plantation, Takbir, di Balikpapan.

Takbir berbicara di depan hadirin lokakarya Potensi dan Prospek Pengembangan Bio Energi Berbasis Limbah Minyak Sawit di Kalimantan Timur di Hotel Le Grandeur Jalan Jenderal Sudirman.

Sebelumnya baik pabrik, perumahan karyawan, maupun perkampungan penduduk mendapat pasokan listrik selama 12 jam perhari dari mesin-mesin diesel yang sebagian bahan bakar solarnya dari perusahaan juga.  

Menurut Takbir, jumlah karyawan hampir 8.000 orang ditambah keluarga mereka, lalu ada pelanggan PLN sebanyak 6.671 dari Kecamatan Kembang Janggut, Kenohan, dan Tabang.

Pada 2015 itu PT REA Kaltim meneken perjanjian jual beli listrik dengan PT PLN selaku perusahaan negara yang memiliki hak menyalurkan listrik kepada masyarakat. REA Kaltim menjual 3 Mega Watt (MW) kelebihan produksi listriknya yang tidak terpakai.

Menurut Takbir, perusahaannya saat ini memproduksi 7 MW listrik dengan 2 pembangkit, yaitu 4 MW oleh pembangkit Cakra dan 3 MW oleh pembangkit Perdana. Sebanyak 4 MW listrik digunakan untuk pabrik, kantor, dan perumahan karyawan.

“Yang ke PLN baru terpakai 2 MW. Kami lihat kawan-kawan PLN terus meluaskan jaringan di sana,” lanjut Takbir.

Kecamatan Kembang Janggut berjarak 150 km jarak dari ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong. Kota Tenggarong sendiri  jauhnya 150 km barat laut Balikpapan. Perlu waktu 5 jam untuk mencapai Tabang dari Tenggarong melewati jalan kabupaten dan jalan-jalan perusahaan kelapa sawit. Bisa juga ditempuh lewat Sungai Mahakam dan makan waktu tak kurang dari 8 jam dengan speedboat.

Perkebunan kelapa sawit REA Kaltim memiliki konsesi seluas 120.000 hektare di Kembang Janggut. Dari luasan itu didapat 2.800 ton tandan buah segar perhari yang berasal dari 1.600 ton dari Kebun Cakra dan 1.200 ton dari Kebun Perdana.

Takbir merincikan, olahan buah sebanyak 2.800 ton itu menghasilkan 80 ton limbah cair per jam atau POME tadi. POME lalu dikumpulkan di penampungan khusus untuk diambil gasnya.

“Dengan jumlah yang sangat besar, dan kemudian dimampatkan, maka gas dari POME itu sanggup memutar bilah-bilah turbin untuk kemudian membangkitkan listrik,” demikian Takbir. Sebelumnya, perusahaan menginvestasikan hingga Rp50 miliar untuk satu unit pembangkit.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018