Samarinda (Antaranews Kaltim)- Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim menggandeng Ikatan Bidan Indonesia (IBI ) Kaltim dan IBI cabang Kabupaten/kota untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pelayanan KB sesuai standarisasi.
"Pelayanan KB harus sesuai dengan standar oleh karena itu BKKBN Kaltim bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan IBI Kaltim untuk meningkatkan kompetensi para bidan sehingga pelayanan KB yang diberikan berkualitas,"kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Eli Kusnaeli di Samarinda,Selasa(5/6).
Ia mengatakan kualitas pelayanan sangat penting jangan sampai ada keluhan dari akseptor, setelah pemasangan kontrasepsi misalnya ada terjadi komplikasi . Jadi terapkan prinsip kehati-hatian. Jika pasangan usia subur yang berminat untuk mengatur jarak dan jumlah anaknya harus mendapatkan pelayanan yang baik dan berkualitas.
Eli menjelaskan pada tahun 2018 ini BKKBN bekerjasama dengan IBI Kaltim untuk membantu para bidan yang belum mendapatkan sertifikasi padahal sudah mengikuti pelatihan, hal itu karena ada ketentuan untuk melakukan pelayanan tindakan.
"Dalam hal ini BKKBN Kaltim melakukan promosi penggerakan sedangkan para bidan-bidan tersebut memberikan pelayanan sehingga semua bidan akhirnya mendapatkan sertifikasi,"katanya.
Sementara itu Ketua IBI Kaltim, Hj .Encik Widyani memberi apresaisi kepada BKKBN Kaltim yang selama ini terus melakukan kerjasama untuk meningkatkan kompetensi para bidan dalam memberikan pelayanan KB di Kaltim.
"Dengan adanya MOU antara IBI Kaltim dan BKKBN Kaltim , kami merasa terbantu terutama dalam update pelayanan pemasangan alat kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD dan implan,"ujarnya.
Ia mengatakan dengan adanya pelatihan seperti ini terutama para bidan yang berada di daerah pedalaman dan daerah terpencil cukup senang dan terbantu karena memiliki kesempatan yang sama untuk menambah wawasan dan pengetahuan sehingga mereka akan bekerja lebih baik lagi.
Encik Widyani mengemukakan bahwa jumlah bidan di Provinsi Kaltim ada sekitar 4.000 orang yang tersebar di 10 kabupaten dan kota di Kaltim, angka tersebut akan terus bertambah. Diharapkan para bidan juga mau mengabdikan diri di daerah-daerah pedalaman dan terpencil.
"Kami berharap akses pelayanan KB dapat diberikan oleh para bidan yang berada di daerah-daerah pedalaman dan perbatasan, sehingga program KB yang digencarkan pemerintah akan berhasil dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,"ucap Encik Widyani.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Pelayanan KB harus sesuai dengan standar oleh karena itu BKKBN Kaltim bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan IBI Kaltim untuk meningkatkan kompetensi para bidan sehingga pelayanan KB yang diberikan berkualitas,"kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Eli Kusnaeli di Samarinda,Selasa(5/6).
Ia mengatakan kualitas pelayanan sangat penting jangan sampai ada keluhan dari akseptor, setelah pemasangan kontrasepsi misalnya ada terjadi komplikasi . Jadi terapkan prinsip kehati-hatian. Jika pasangan usia subur yang berminat untuk mengatur jarak dan jumlah anaknya harus mendapatkan pelayanan yang baik dan berkualitas.
Eli menjelaskan pada tahun 2018 ini BKKBN bekerjasama dengan IBI Kaltim untuk membantu para bidan yang belum mendapatkan sertifikasi padahal sudah mengikuti pelatihan, hal itu karena ada ketentuan untuk melakukan pelayanan tindakan.
"Dalam hal ini BKKBN Kaltim melakukan promosi penggerakan sedangkan para bidan-bidan tersebut memberikan pelayanan sehingga semua bidan akhirnya mendapatkan sertifikasi,"katanya.
Sementara itu Ketua IBI Kaltim, Hj .Encik Widyani memberi apresaisi kepada BKKBN Kaltim yang selama ini terus melakukan kerjasama untuk meningkatkan kompetensi para bidan dalam memberikan pelayanan KB di Kaltim.
"Dengan adanya MOU antara IBI Kaltim dan BKKBN Kaltim , kami merasa terbantu terutama dalam update pelayanan pemasangan alat kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD dan implan,"ujarnya.
Ia mengatakan dengan adanya pelatihan seperti ini terutama para bidan yang berada di daerah pedalaman dan daerah terpencil cukup senang dan terbantu karena memiliki kesempatan yang sama untuk menambah wawasan dan pengetahuan sehingga mereka akan bekerja lebih baik lagi.
Encik Widyani mengemukakan bahwa jumlah bidan di Provinsi Kaltim ada sekitar 4.000 orang yang tersebar di 10 kabupaten dan kota di Kaltim, angka tersebut akan terus bertambah. Diharapkan para bidan juga mau mengabdikan diri di daerah-daerah pedalaman dan terpencil.
"Kami berharap akses pelayanan KB dapat diberikan oleh para bidan yang berada di daerah-daerah pedalaman dan perbatasan, sehingga program KB yang digencarkan pemerintah akan berhasil dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,"ucap Encik Widyani.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018