Penajam (Antaranews Kaltim) -  Kawasan mangrove atau hutan bakau di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terancam rusak akibat maraknya aktivitas penebangan liar yang dilakukan oleh masyarakat.

"Aktivitas penebangan liar pohon bakau di Kelurahan Kampung Baru masih sulit untuk dibendung," kata Lurah Kampung Baru Mujono ketika ditemui di Penajam, Rabu.

Ia mengungkapkan, penebangan liar atau pencurian pohon bakau tersebut terjadi di lokasi pembibitan yang dikelola Kelompok Usaha Wanita Bina Bersama Kelurahan Kampung Baru.

Berdasarkan informasi dari pengelola kawasan mangrove, dalam satu tahun terakhir lebih kurang 5.000 pohon bakau rusak akibat ditebang secara liar dan diduga pelaku penebangan liar itu adalah warga dari luar Kelurahan Kampung Baru.

"Pohon bakau di kawasan mangrove yang memanjang dari wilayah RT 1 hingga RT 3 itu dilaporkan banyak dicuri atau ditebang secara liar," jelasnya.

Diperkirakan aksi penebangan liar tananam mangrove tersebut marak dilakukan pada sore dan malam hari saat masyarakat Kelurahan Kampung Baru tidak beraktivitas di lokasi tersebut.

Sementara untuk membangun pos penjagaan di lokasi mangrove itu, pengurus Kelurahan Kampung Baru masih terkendala tebatasnya anggaran.

Mujono mengaku kesulitan mengatasi aksi pembalakan atau penebangan liar pohon bakau tersebut karena belum ada pos penjagaan, setelah sejak 2017 dana program pemberdayaan masyarakat dibekukan pemerintah daerah yang mengalami defisit keuangan.

"Penebangan liar di lokasi pembibitan tanaman mangrove itu sudah terjadi sejak lama," ungkap Ketua Kelompok Usaha Wanita Bina Bersama Kelurahan Kampung Baru Siti Ruqiyah.

Ia menambahkan, sejak 2010 hingga saat ini tercacat lebih kurang 35.000 pohon bakau rusak karena ditebang secara liar oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab.

Selain untuk konservasi, pembibitan tanaman mangrove atau bakau di Kelurahan Kampung Baru itu juga bertujuan mengantisipasi terjadinya bencana banjir yang pernah melanda wilayah itu pada tahun 1980-an. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018