Samarinda (Antaranews Kaltim) - Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi Kalimantan Timur berencana menggelar program pemusatan latihan daerah untuk persiapan menuju Pekan Olahraga Nasional XX tahun 2020 lebih awal yakni pada Februari 2018
Ketua Umum KONI Kaltim Zuhdi Yahya kepada wartawan di Samarinda, Rabu, mengemukakan, pemusatan latihan atlet tersebut akan dilaksanakan oleh masing-masing cabang olaharaga melalui program desentralisasi mandiri
"Dengan persiapan yang lebih panjang ini, kami berharap seluruh cabang olahraga nantinya mampu untuk menorehkan prestasi yang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya," kata Zuhdi.
Ia menjelaskam bahwa pelaksanaan puslatda desentralisasi mandiri ini akan difokuskan untuk cabang olahraga dan atlet yang berpotensi meraih medali di PON 2020, dengan mengacu hasil PON 2016.
"TC (training center/pemusatan latihan) desentralisasi mandiri ini rencananya diresmikan Pak Gubernur, mudah-mudahan nantinya semua bisa berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada hambatan, sehingga masing-masing cabang olahraga bisa menjalani program latihan dengan maksimal," tutur Zuhdi.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Kaltim Alfons T Lung Beraan menambahkan, hingga saat ini KONI masih melakukan verifikasi terkait atlet-atlet eks PON 2016 yang berprestasi.
Atlet-atlet tersebut nantinya akan masuk data peserta desentralisasi mandiri, dilihat dari kejuaraan yang selama ini diikuti, termasuk informasi dari para pelatih.
"Sampai saat ini kami masih melakukan verifikasi atlet-atlet berprestasi dan potensial, baik yang eks PON maupun atlet baru untuk dipersiapkan ke PON Papua," kata Alfons.
Terkait puslatda desentralisasi mandiri, KONI Kaltim akan menerapkan sistem promosi dan degradasi terhadap atlet agar lebih kompetitif.
Sementara untuk anggaran puslatda desentralisasi diberikan tidak merata kepada setiap cabang olahraga.
"Anggaran akan diberikan berdasarkan prestasi dan potensi cabang olahraga. Mengingat ada sistem promosi degradasi, bagi atlet yang tidak menunjukkan kemajuan prestasi akan dievaluasi oleh KONI Kaltim," tambah Alfons.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Ketua Umum KONI Kaltim Zuhdi Yahya kepada wartawan di Samarinda, Rabu, mengemukakan, pemusatan latihan atlet tersebut akan dilaksanakan oleh masing-masing cabang olaharaga melalui program desentralisasi mandiri
"Dengan persiapan yang lebih panjang ini, kami berharap seluruh cabang olahraga nantinya mampu untuk menorehkan prestasi yang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya," kata Zuhdi.
Ia menjelaskam bahwa pelaksanaan puslatda desentralisasi mandiri ini akan difokuskan untuk cabang olahraga dan atlet yang berpotensi meraih medali di PON 2020, dengan mengacu hasil PON 2016.
"TC (training center/pemusatan latihan) desentralisasi mandiri ini rencananya diresmikan Pak Gubernur, mudah-mudahan nantinya semua bisa berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada hambatan, sehingga masing-masing cabang olahraga bisa menjalani program latihan dengan maksimal," tutur Zuhdi.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Kaltim Alfons T Lung Beraan menambahkan, hingga saat ini KONI masih melakukan verifikasi terkait atlet-atlet eks PON 2016 yang berprestasi.
Atlet-atlet tersebut nantinya akan masuk data peserta desentralisasi mandiri, dilihat dari kejuaraan yang selama ini diikuti, termasuk informasi dari para pelatih.
"Sampai saat ini kami masih melakukan verifikasi atlet-atlet berprestasi dan potensial, baik yang eks PON maupun atlet baru untuk dipersiapkan ke PON Papua," kata Alfons.
Terkait puslatda desentralisasi mandiri, KONI Kaltim akan menerapkan sistem promosi dan degradasi terhadap atlet agar lebih kompetitif.
Sementara untuk anggaran puslatda desentralisasi diberikan tidak merata kepada setiap cabang olahraga.
"Anggaran akan diberikan berdasarkan prestasi dan potensi cabang olahraga. Mengingat ada sistem promosi degradasi, bagi atlet yang tidak menunjukkan kemajuan prestasi akan dievaluasi oleh KONI Kaltim," tambah Alfons.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018