Samarinda (Antaranews Kaltim) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur sejak 2016 hingga 2017 berhasil meluluskan sebanyak 350 peserta pelatihan yang juga mendapat pendampingan untuk menjadi pengusaha melalui wadah "Mini University".
"Sampai dengan tahun 2017 telah diluluskan sebanyak 350 peserta Mini University. Dari jumlah tersebut terdapat 97 persen sudah mempunyai kegiatan usaha," ujar Kepala BI Provinsi Kaltim Muhammad Nur, di Samarinda, Selasa.
Mini University merupakan salah satu program nyata BI dalam merespon banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi pada sektor pertambangan di Kaltim tahun 2014 -2015.
Tinggi angka PHK tersebut disebabkan oleh anjlok harga batu bara secara global, sehingga banyak perusahaan tambang yang merumahkan pegawainya dan berdampak banyak pengangguran.
Menghadapi masalah tersebut, lanjutnya, Gubernur Kaltim langsung meminta KPw BI Kaltim membuat program sebagai jalan ke luar atas masalah pengangguran sebagai dampak lesu pertambangan tersebut, namun tetap mengacu pada arahan yang diberikan dalam rapat terbatas penanganan dampak tambang.
Mini University, katanya, adalah sebuah Program Wirausaha Bank Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, keterampilan, dan kapasitas UMKM lokal, sehingga dapat mengembangkan potensi ekonomi daerah.
Program pelatihan didesain menyerupai kelas bisnis profesional, yakni setiap pertemuan kelas diberikan materi, pekerjaan rumah dan pembahasan studi kasus atau success story yang disampaikan oleh praktisi bisnis, dosen, perbankan, dan birokrat terkait.
Materi dibuat lebih terarah dan tepat sasaran, dengan kurikulum disusun secara bersama-sama melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD), perbankan, dan komunitas pengusaha.
Mini University dimulai sejak tahun 2016, saat itu peserta didik yang terdaftar sebanyak 40 orang. dan berhasil diluluskan sebanyak 30 peserta.
"Pada 2017, KPw BI Kaltim kembali membuka kelas Mini University dengan jumlah pendaftar meningkat signifikan lebih dari 500 orang, sehingga perlu dilakukan seleksi ketat untuk bisa mengikuti perkuliahan di Mini University karena jumlah pesertanya terbatas," katanya pula. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Sampai dengan tahun 2017 telah diluluskan sebanyak 350 peserta Mini University. Dari jumlah tersebut terdapat 97 persen sudah mempunyai kegiatan usaha," ujar Kepala BI Provinsi Kaltim Muhammad Nur, di Samarinda, Selasa.
Mini University merupakan salah satu program nyata BI dalam merespon banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi pada sektor pertambangan di Kaltim tahun 2014 -2015.
Tinggi angka PHK tersebut disebabkan oleh anjlok harga batu bara secara global, sehingga banyak perusahaan tambang yang merumahkan pegawainya dan berdampak banyak pengangguran.
Menghadapi masalah tersebut, lanjutnya, Gubernur Kaltim langsung meminta KPw BI Kaltim membuat program sebagai jalan ke luar atas masalah pengangguran sebagai dampak lesu pertambangan tersebut, namun tetap mengacu pada arahan yang diberikan dalam rapat terbatas penanganan dampak tambang.
Mini University, katanya, adalah sebuah Program Wirausaha Bank Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, keterampilan, dan kapasitas UMKM lokal, sehingga dapat mengembangkan potensi ekonomi daerah.
Program pelatihan didesain menyerupai kelas bisnis profesional, yakni setiap pertemuan kelas diberikan materi, pekerjaan rumah dan pembahasan studi kasus atau success story yang disampaikan oleh praktisi bisnis, dosen, perbankan, dan birokrat terkait.
Materi dibuat lebih terarah dan tepat sasaran, dengan kurikulum disusun secara bersama-sama melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD), perbankan, dan komunitas pengusaha.
Mini University dimulai sejak tahun 2016, saat itu peserta didik yang terdaftar sebanyak 40 orang. dan berhasil diluluskan sebanyak 30 peserta.
"Pada 2017, KPw BI Kaltim kembali membuka kelas Mini University dengan jumlah pendaftar meningkat signifikan lebih dari 500 orang, sehingga perlu dilakukan seleksi ketat untuk bisa mengikuti perkuliahan di Mini University karena jumlah pesertanya terbatas," katanya pula. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018