Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, Kalimantan Timur belum menemukan warga setempat yang terinfeksi penyakit difteri kendati Kementerian Kesehatan melaporkan Provinsi Kaltim masuk salah satu dari 11 provinsi berstatus kejadian luar biasa difteri.
"Sampai saat ini masih nihil, belum ditemukan penderita difteri di Paser," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Paser Eko Ariyanto SKM ketika dikonfirmasi di Tanah Grogot, Senin.
Kendati belum ada warga yang terinfeksi penyakit difteri, Dinkes Paser tetap melakukan upaya pencegahan dini dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyakit tersebut.
"Sosialisasi terutama sekali kepada warga yang memiliki balita agar mendapatkan imunisasi," ujarnya pula.
Menurut Eko, secara umum upaya pencegahan dini terhadap penyakit yang disebabkan bakteri "Corynebacteriun diphteriae" itu bisa melalui pemberian imunisasi dasar lengkap kepada balita dan anak-anak.
"Khusus penyakit?difteri ini, indikator imunisasinya sampai DPT-HB-Hib hingga dosis ketiga," katanya lagi.
Ia menambahkan, daerah yang berpotensi terkena wabah penyakit difteri adalah daerah yang masyarakatnya memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap tergolong rendah.
Dinkes Kabupaten Paser mencatat hingga November 2017, cakupan imunisasi dasar lengkap di daerah setempat mencapai 82 persen atau 4.440 dari 5.399 anak yang menjadi sasaran.
Dinkes Kabupaten Penajam Paser Utara meminta seluruh puskesmas di wilayah setempat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap merebak penyakit difteri yang telah terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
"Kendati sampai saat ini belum ditemukan warga yang terjangkit difteri, tapi seluruh puskesmas diminta mewaspadai difteri itu," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Penajam Paser Utara Eka Wardhana.
Ia menjelaskan, apabila satu orang diketahui terjangkit difteri, maka harus segera dilakukan tindakan pencegahan dan pengamanan, berarti melacak hingga sejauhmana penyakit itu menjangkiti serta asal atau sumber penyakit tersebut.
"Kami sudah dapat surat pemberitahuan agar waspada terjadi penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri itu," katanya lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Sampai saat ini masih nihil, belum ditemukan penderita difteri di Paser," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Paser Eko Ariyanto SKM ketika dikonfirmasi di Tanah Grogot, Senin.
Kendati belum ada warga yang terinfeksi penyakit difteri, Dinkes Paser tetap melakukan upaya pencegahan dini dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyakit tersebut.
"Sosialisasi terutama sekali kepada warga yang memiliki balita agar mendapatkan imunisasi," ujarnya pula.
Menurut Eko, secara umum upaya pencegahan dini terhadap penyakit yang disebabkan bakteri "Corynebacteriun diphteriae" itu bisa melalui pemberian imunisasi dasar lengkap kepada balita dan anak-anak.
"Khusus penyakit?difteri ini, indikator imunisasinya sampai DPT-HB-Hib hingga dosis ketiga," katanya lagi.
Ia menambahkan, daerah yang berpotensi terkena wabah penyakit difteri adalah daerah yang masyarakatnya memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap tergolong rendah.
Dinkes Kabupaten Paser mencatat hingga November 2017, cakupan imunisasi dasar lengkap di daerah setempat mencapai 82 persen atau 4.440 dari 5.399 anak yang menjadi sasaran.
Dinkes Kabupaten Penajam Paser Utara meminta seluruh puskesmas di wilayah setempat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap merebak penyakit difteri yang telah terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
"Kendati sampai saat ini belum ditemukan warga yang terjangkit difteri, tapi seluruh puskesmas diminta mewaspadai difteri itu," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Penajam Paser Utara Eka Wardhana.
Ia menjelaskan, apabila satu orang diketahui terjangkit difteri, maka harus segera dilakukan tindakan pencegahan dan pengamanan, berarti melacak hingga sejauhmana penyakit itu menjangkiti serta asal atau sumber penyakit tersebut.
"Kami sudah dapat surat pemberitahuan agar waspada terjadi penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri itu," katanya lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017