Samarinda (ANTARA Kaltim) - Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Kalimantan Timur Mujarni
Baraq menyatakan bahwa sekarang banyak kelurahan yang iri dengan desa,
karena pemerintah pusat mengucurkan anggaran ratusan juta rupiah berupa
dana desa.
"Dana desa ratusan juta rupiah per tahun tersebut, bahkan ada desa
yang menerima sampai Rp1 miliar per tahun, merupakan implementasi dari
Nawa Cita ketiga Presiden RI guna membangun Indonesia dari pinggiran
dalam kesatuan negara," ujar Mujarni di Samarinda, Selasa.
Menurut ia, kecemburuan kelurahan terhadap desa itu paling tidak
dapat dilihat dari banyaknya masyarakat di kelurahan yang ingin mengubah
wilayahnya menjadi pemerintahan desa, seperti sejumlah kelurahan di
Kabupaten Penajam Paser Utara yang telah mengusulkan kepada pemerintah
setempat.
Sebelumnya, ketika menjadi pembicara dalam pelatihan pratugas
Pendamping Lokal Desa (PLD) di Kabupaten Kutai Barat pada Minggu (24/9)
dan di Kutai Kartanegara pada Senin (25/9), Mujarni mengajak para PLD
serius mengikuti pratugas dan terus meningkat kapasitas diri karena bisa
jadi ke depan kelurahan juga mendapat kucuran anggaran semacam dana
desa.
"Pemerintah sebenarnya ingin APBN juga dapat mengucurkan pembiayaan
untuk kelurahan, namun karena anggaran yang terbatas, maka sementara ini
hanya mampu diimplementasikan melalui dana desa. Ke depan bisa saja
program ini diperluas, sehingga kelurahan juga akan mendapat perlakuan
yang sama," ucap Mujarni.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyatakan bahwa PLD yang sedang
mengikuti pratugas sejak 23 September hingga 1 Oktober 2017 merupakan
orang-orang pilihan yang mendapat kepercayaan dari tim seleksi untuk
melakukan pendampingan dalam pemanfaatan dana desa.
Senada dengan Mujarni, Kabid Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi
Kaltim Musa Ibrahim juga menyatakan bahwa para PLD tersebut merupakan
orang pilihan, karena masih ada ratusan calon lain yang telah mendaftar
namun tidak lolos seleksi rekrutmen sebelumnya.
Dalam rekrutmen sebelumnya ada sekitar 1.500 orang yang mendaftar
sebagai pendamping desa di Kaltim baik untuk posisi tenaga ahli tingkat
kabupaten, pendamping tingkat kecamatan hingga posisi PLD, namun dari
hasil seleksi oleh tim hanya diloloskan 295 untuk menempati di tiga
posisi tersebut.
Ia melanjutkan bahwa secara nasional terdapat sekitar 74.000 desa,
kemudian di Kaltim terdapat 841 desa yang tersebar di tujuh kabupaten.
Dari jumlah itu, tidak semua orang yang telah daftar menjadi PLD
diloloskan oleh tim seleksi, sehingga PLD yang ada sekarang harus
mengabdi dengan tulus dan menjalankan tugas penuh tanggung jawab demi
kemajuan desa.
"PLD juga harus bisa memberikan keteladanan jika terjadi masalah di
perdesaan. Misalnya, jika ada gorong-gorong desa ambrol, tidak perlu
menunggu petugas atau siapa yang harus bertanggung jawab, tapi PLD
sebaiknya langsung memberi contoh terjun memperbaiki guna memancing
masyarakat ikut terjun juga," ucap Musa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017