Jakarta (ANTARA News) - Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Yunus Swarinoto mengatakan Siklon Tropis
Blance yang terjadi di dekat Darwin, Australia diprakirakan memicu
peningkatan curah hujan di Indonesia dalam beberapa hari mendatang.
"Pusat tekanan rendah yang pada Jumat (3/3) teridentifikasi di Laut Arafuru bagian utara telah tumbuh menjadi Siklon Tropis Blance hari ini pukul 13.00 WIB," kata Yunus dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan kecepatan angin di dekat pusat Siklon Tropis Blance saat ini mencapai 75 km/jam dan tekanan udara minimum di pusatnya tercatat 992 hPa.
Siklon Tropis Blance, kata dia, diperkirakan bergerak menuju barat daya mencapai wilayah Kalumburu, Australia Barat pada Senin (6/3) pukul 13.00 WIB. Keberadaan siklon tropis Blance mengakibatkan dampak tidak langsung berupa peningkatan hujan dan gelombang tinggi di wilayah Indonesia.
Sementara itu, lanjut dia, terjadi fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dengan intensitas sedang. MJO saat ini melintasi Sumatera dan menimbulkan peningkatan curah hujan di wilayah tersebut. MJO diperkirakan terus bergerak ke timur dengan intensitas melemah.
"Batas seruakan udara kering dari perairan sebelah barat Australia saat ini berada di perairan sebelah selatan Jawa dengan intensitas lemah. Kondisi ini diperkirakan masih akan stabil hingga dua hari ke depan," kata dia.
Dia memprakirakan keberadaan siklon tropis Blance, MJO dan seruakan udara kering itu akan memberi dampak cuaca bagi kawasan Indonesia hingga Selasa (7/3).
Akibat fenomena alam itu, kata dia, terjadi potensi hujan lebat disertai kilat/petir ataupun hujan ringan/sedang berdurasi lama. Cuaca itu akan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.
Cuaca tersebut, lanjut dia, juga memberi dampak kawasan Kalimatan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Dia mengatakan kawasan lain di Indonesia akan mengalami angin kencang berdurasi lama dan/atau puting beliung berdurasi singkat. Wilayah terdampak di antaranya Kalimantan Selatan, pesisir selatan Kalimantan Tengah, Pesisir timur Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
"BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, baliho dan papan iklan yang mungkin bisa jatuh serta jalan licin," kata dia.
Sementara itu, Yunus mengatakan gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter diprakirakan terjadi di perairan barat kepulauan Simeulue hingga kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Sumbawa.
Gelombang tinggi yang sama, lanjut dia, juga akan terjadi di perairan kepulauan Sangihe dan kepulauan Talaud, Laut Maluku, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat hingga Papua, perairan kepulauan Sermata hingga kepulauan Leti, perairan kepulauan Babar hingga kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian tengah dan timur serta Laut Timor.
Selanjutnya, kata Yunus, gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter kemungkinan besar terjadi di Laut Arafuru bagian barat.
"Pengguna jasa transportasi penyeberangan laut diharapkan waspada terhadap potensi gelombang tinggi tersebut," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Pusat tekanan rendah yang pada Jumat (3/3) teridentifikasi di Laut Arafuru bagian utara telah tumbuh menjadi Siklon Tropis Blance hari ini pukul 13.00 WIB," kata Yunus dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan kecepatan angin di dekat pusat Siklon Tropis Blance saat ini mencapai 75 km/jam dan tekanan udara minimum di pusatnya tercatat 992 hPa.
Siklon Tropis Blance, kata dia, diperkirakan bergerak menuju barat daya mencapai wilayah Kalumburu, Australia Barat pada Senin (6/3) pukul 13.00 WIB. Keberadaan siklon tropis Blance mengakibatkan dampak tidak langsung berupa peningkatan hujan dan gelombang tinggi di wilayah Indonesia.
Sementara itu, lanjut dia, terjadi fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dengan intensitas sedang. MJO saat ini melintasi Sumatera dan menimbulkan peningkatan curah hujan di wilayah tersebut. MJO diperkirakan terus bergerak ke timur dengan intensitas melemah.
"Batas seruakan udara kering dari perairan sebelah barat Australia saat ini berada di perairan sebelah selatan Jawa dengan intensitas lemah. Kondisi ini diperkirakan masih akan stabil hingga dua hari ke depan," kata dia.
Dia memprakirakan keberadaan siklon tropis Blance, MJO dan seruakan udara kering itu akan memberi dampak cuaca bagi kawasan Indonesia hingga Selasa (7/3).
Akibat fenomena alam itu, kata dia, terjadi potensi hujan lebat disertai kilat/petir ataupun hujan ringan/sedang berdurasi lama. Cuaca itu akan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.
Cuaca tersebut, lanjut dia, juga memberi dampak kawasan Kalimatan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Dia mengatakan kawasan lain di Indonesia akan mengalami angin kencang berdurasi lama dan/atau puting beliung berdurasi singkat. Wilayah terdampak di antaranya Kalimantan Selatan, pesisir selatan Kalimantan Tengah, Pesisir timur Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
"BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, baliho dan papan iklan yang mungkin bisa jatuh serta jalan licin," kata dia.
Sementara itu, Yunus mengatakan gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter diprakirakan terjadi di perairan barat kepulauan Simeulue hingga kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Sumbawa.
Gelombang tinggi yang sama, lanjut dia, juga akan terjadi di perairan kepulauan Sangihe dan kepulauan Talaud, Laut Maluku, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat hingga Papua, perairan kepulauan Sermata hingga kepulauan Leti, perairan kepulauan Babar hingga kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian tengah dan timur serta Laut Timor.
Selanjutnya, kata Yunus, gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter kemungkinan besar terjadi di Laut Arafuru bagian barat.
"Pengguna jasa transportasi penyeberangan laut diharapkan waspada terhadap potensi gelombang tinggi tersebut," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017