Penajam (ANTARA Kaltim) - Target perluasan penanaman padi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada 2017 yang mencapai 16.000 hektare terancam gagal.
Pasalnya, karena terkendala irigasi untuk mensuplai kebutuhan air ke ribuan hektare lahan persawahan di daerah itu, kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Penajam Paser Utara Joko Dwi Fetrianto, saat ditemui di Penajam, Rabu.
Ia mengatakan sejumlah titik lahan persawahan masih terkendala irigasi untuk pemenuhan air, sehingga bergantung pada musim hujan atau menggunakan sistem tadah hujan.
Persoalan irigasi sudah ada sejak Kabupaten Penajam Paser Utara dimekarkan dari Kabupaten Paser pada 2002. Hingga kini masih banyak petani mengandalkan hujan untuk mengairi lahan persawahan.
Belum ada sarana prasarana irigasi atau bendungan untuk pengairan lahan persawahan di wilayah Penajam Paser Utara tersebut sangat disayangkan oleh petani setempat, terlabih saat musim kemarau.
Sebagai salah satu daerah penghasil padi terbesar di Provinsi Kalimantan Timur, kondisi irigasi di Kabupaten Penajam Paser Utara masih tergolong sangat minim.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, menurut Joko Dwi Fetrianto, telah berupaya mengantisipasi gagal panen akibat kurangnya pasokan air dengan memberikan bantuan pompa air kepada petani.
"Tetapi upaya itu juga terkendala dengan sumber air yang tidak memadai di wilayah Penajam Paser Utara," ungkapnya.
Pada 2017 Distanak Kabupaten Penajam Paser Utara, menargetkan perluasan area tanam padi mencapai 16.000 hektare.
Untuk itu Distanak Kabupaten Penajam Paser Utara, lanjut Joko Dwi Fetrianto, berharap ada perhatian dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, untuk segera merealisasikan pembangunan bendung gerak Sungai Talake.
"Keberadaan bendung Sungai Talake di Kabupaten Paser itu sebagai solusi mengatasi krisis air dan berpengaruh besar pada peningkatan hasil panen padi, khususnya di Kecamatan Babulu. Karena selama ini pengairan sawah petani menggunakan sistem tadah hujan," jelasnya.
Joko Dwi Fetrianto menyatakan sampai saat ini luasan penanaman padi mencapai 9.000 hektare dari total target seluas 16.000 hektare, dan diharapkan terus turun hujan karena kalau kemarau sulit merealisasikan target tersebut.
"Pompanisasi melalui TNI itu hanya mejangkau 200 sampai 250 hektare sawah di wilayah Babulu, kami berharap pembangunan bendung Sungai Talake segera terwujud," ujarnya.
Bendung gerak Sungai Talake itu merupakan solusi yang dapat menuntaskan persoalan pengairan lahan persawahan di wilayah Kecamatan Babulu, yang menjadi daerah penghasil padi terbesar di wilayah Penajam Paser Utara.
"Dari luas 9.000 lahan sawah yang sudah ditanami padi hektare, 60 persen di antaranya berada di wilayah Kecamatan Babulu," tambah Joko Dwi Fetrianto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
Pasalnya, karena terkendala irigasi untuk mensuplai kebutuhan air ke ribuan hektare lahan persawahan di daerah itu, kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Penajam Paser Utara Joko Dwi Fetrianto, saat ditemui di Penajam, Rabu.
Ia mengatakan sejumlah titik lahan persawahan masih terkendala irigasi untuk pemenuhan air, sehingga bergantung pada musim hujan atau menggunakan sistem tadah hujan.
Persoalan irigasi sudah ada sejak Kabupaten Penajam Paser Utara dimekarkan dari Kabupaten Paser pada 2002. Hingga kini masih banyak petani mengandalkan hujan untuk mengairi lahan persawahan.
Belum ada sarana prasarana irigasi atau bendungan untuk pengairan lahan persawahan di wilayah Penajam Paser Utara tersebut sangat disayangkan oleh petani setempat, terlabih saat musim kemarau.
Sebagai salah satu daerah penghasil padi terbesar di Provinsi Kalimantan Timur, kondisi irigasi di Kabupaten Penajam Paser Utara masih tergolong sangat minim.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, menurut Joko Dwi Fetrianto, telah berupaya mengantisipasi gagal panen akibat kurangnya pasokan air dengan memberikan bantuan pompa air kepada petani.
"Tetapi upaya itu juga terkendala dengan sumber air yang tidak memadai di wilayah Penajam Paser Utara," ungkapnya.
Pada 2017 Distanak Kabupaten Penajam Paser Utara, menargetkan perluasan area tanam padi mencapai 16.000 hektare.
Untuk itu Distanak Kabupaten Penajam Paser Utara, lanjut Joko Dwi Fetrianto, berharap ada perhatian dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, untuk segera merealisasikan pembangunan bendung gerak Sungai Talake.
"Keberadaan bendung Sungai Talake di Kabupaten Paser itu sebagai solusi mengatasi krisis air dan berpengaruh besar pada peningkatan hasil panen padi, khususnya di Kecamatan Babulu. Karena selama ini pengairan sawah petani menggunakan sistem tadah hujan," jelasnya.
Joko Dwi Fetrianto menyatakan sampai saat ini luasan penanaman padi mencapai 9.000 hektare dari total target seluas 16.000 hektare, dan diharapkan terus turun hujan karena kalau kemarau sulit merealisasikan target tersebut.
"Pompanisasi melalui TNI itu hanya mejangkau 200 sampai 250 hektare sawah di wilayah Babulu, kami berharap pembangunan bendung Sungai Talake segera terwujud," ujarnya.
Bendung gerak Sungai Talake itu merupakan solusi yang dapat menuntaskan persoalan pengairan lahan persawahan di wilayah Kecamatan Babulu, yang menjadi daerah penghasil padi terbesar di wilayah Penajam Paser Utara.
"Dari luas 9.000 lahan sawah yang sudah ditanami padi hektare, 60 persen di antaranya berada di wilayah Kecamatan Babulu," tambah Joko Dwi Fetrianto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017