Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Pusat Statistik mencatat sekitar 1,18 persen penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur hingga kini masih buta huruf.
"Dalam empat tahun terakhir persentase jumlah warga buta aksara di Kaltim terus menurun, dari 2,19 persen pada 2012 menjadi 2,08 persen pada 2013, kemudian 1,33 persen pada 2014, dan turun lagi menjadi 1,18 persen pada 2015," ujar Kepala Tata Usaha BPS Provinsi Kaltim Achmad Zaini di Samarinda, Rabu.
Jumlah penduduk Provinsi Kaltim pada 2015 tercatat sebanyak 3.426.638 jiwa, namun sensus yang dilakukan BPS untuk menentukan jumlah penduduk buta huruf hanya mereka yang berusia 10 tahun ke atas.
Menurutnya, angka melek huruf di Kaltim pada 2015 tercatat 98,82 persen. Jika dirinci menurut jenis kelamin, angka melek huruf penduduk laki-laki jumlahnya lebih tinggi yang sebesar 99,23 persen, sedangkan penduduk perempuan yang buta huruf 98,85 persen.
Pada tingkat makro, lanjutnya, ukuran mendasar dari tingkat pendidikan adalah keberadaan warga yang melek huruf, karena kondisi ini mengindikasikan kemampuan warga dalam membaca dan menulis baik huruf latin maupun huruf lain.
"AMH (angka melek huruf) dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan berbagai program pemberantasan buta huruf, serta menunjukkan kemampuan penduduk dalam melakukan komunikasi secara lisan dan tertulis," tambahnya.
Selain itu, AMH juga merupakan indikator yang dapat menunjukkan kemampuan penduduk di satu wilayah dalam menyerap berbagai jenis informasi maupun pengetahuan melalui beberapa bentuk media.
"Atas dasar ini, berarti AMH merupakan indikator paling mendasar dalam mengukur sekaligus sebagai bahan melalukan evaluasi, mengenai kondisi layanan pendidikan di setiap daerah," ujar Zaini.
Ia juga mengatakan dari penduduk usia 10 tahun ke atas pada 2015, penduduk terbanyak yang mampu menamatkan pendidikan masing-masing dari jenjang SMA sebesar 30,32 persen, SD 25,57 persen, SMP 18,96 persen, belum atau tidak tamat SD 14,15 persen, tamat perguruan tinggi 8,65 persen, dan yang tidak atau belum sekolah terdapat 2,35 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Dalam empat tahun terakhir persentase jumlah warga buta aksara di Kaltim terus menurun, dari 2,19 persen pada 2012 menjadi 2,08 persen pada 2013, kemudian 1,33 persen pada 2014, dan turun lagi menjadi 1,18 persen pada 2015," ujar Kepala Tata Usaha BPS Provinsi Kaltim Achmad Zaini di Samarinda, Rabu.
Jumlah penduduk Provinsi Kaltim pada 2015 tercatat sebanyak 3.426.638 jiwa, namun sensus yang dilakukan BPS untuk menentukan jumlah penduduk buta huruf hanya mereka yang berusia 10 tahun ke atas.
Menurutnya, angka melek huruf di Kaltim pada 2015 tercatat 98,82 persen. Jika dirinci menurut jenis kelamin, angka melek huruf penduduk laki-laki jumlahnya lebih tinggi yang sebesar 99,23 persen, sedangkan penduduk perempuan yang buta huruf 98,85 persen.
Pada tingkat makro, lanjutnya, ukuran mendasar dari tingkat pendidikan adalah keberadaan warga yang melek huruf, karena kondisi ini mengindikasikan kemampuan warga dalam membaca dan menulis baik huruf latin maupun huruf lain.
"AMH (angka melek huruf) dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan berbagai program pemberantasan buta huruf, serta menunjukkan kemampuan penduduk dalam melakukan komunikasi secara lisan dan tertulis," tambahnya.
Selain itu, AMH juga merupakan indikator yang dapat menunjukkan kemampuan penduduk di satu wilayah dalam menyerap berbagai jenis informasi maupun pengetahuan melalui beberapa bentuk media.
"Atas dasar ini, berarti AMH merupakan indikator paling mendasar dalam mengukur sekaligus sebagai bahan melalukan evaluasi, mengenai kondisi layanan pendidikan di setiap daerah," ujar Zaini.
Ia juga mengatakan dari penduduk usia 10 tahun ke atas pada 2015, penduduk terbanyak yang mampu menamatkan pendidikan masing-masing dari jenjang SMA sebesar 30,32 persen, SD 25,57 persen, SMP 18,96 persen, belum atau tidak tamat SD 14,15 persen, tamat perguruan tinggi 8,65 persen, dan yang tidak atau belum sekolah terdapat 2,35 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016