Balikpapan (ANTARA Kaltim) -  Para relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) membagi-bagikan kaki palsu, tongkat berjalan tuna netra, kacamata baca, jaket, hingga bingkisan sembako dalam bakti sosial di Pantai Lamaru, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (16/9).

Bakti sosial ini bagian dari Jambore Nasional Tagana yang berlangsung sejak Kamis (15/9).

Jumlah kaki palsu yang dibagikan adalah 54 kaki palsu, kemudian 500 kaca mata baca, 2 alat bantu dengar, 50 tongkat tuna netra.

Untuk para lansia ada juga 1.000 vitamin dan makanan tambahan, penyerahan 1.000 bingkisan sembako bagi kaum dhuafa dan 400 penderita kusta. Selain itu pemberian bantuan 432 jaket bagi nelayan dan tukang ojek di daerah rawan bencana.

Solidaritas dan kebersamaan tampak dalam kegiatan donor darah yang diikuti 200 personel Tagana dan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di wilayah Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Lamaru Kota Balikpapan.

Tagana juga melakukan penanaman 500 batang pohon perdu di Taman Kota Balikpapan dan Samarinda serta penyuluhan dan simulasi gempa dan tsunami untuk sekolah SD, SMP, dan SMA se-kota Balikpapan kepada 400 siswa.

Personel Tagana dari Kalimantan Timur, Supriani mengaku senang bisa turut berbagi kepada sesama dalam Bakti Sosial Tagana.

Ia mengatakan, menjadi personel Tagana merupakan panggilan jiwa. Ia bergabung sebagai Tagana sejak 2004 dan telah bertugas di berbagai bencana di Indonesia.

Perempuan satu anak yang ditemui saat memasak di dapur umum ini mengaku keluarga sangat mendukung pilihannya bergabung dengan Tagana.

"Saya bahagia bisa membantu korban bencana. Saya pikir ya ini kerja nyata yang bisa saya lakukan. Membantu orang lain bukan menjadi beban, tapi sebuah panggilan," kata perempuan berkerudung ini.

Senada dengan Supriani, Tagana dari Jawa Barat, Oding Suherlan mengatakan, menjadi Tagana adalah panggilan dari hati. Bersama sembilan orang kawannya dari Jawa Barat, Oding berangkat mengikuti jambore.

"Ini kesempatan langka saya bisa ketemu teman-teman Tagana dari daerah lain. Di sini kami bertemu dan berbagi pengalaman penanggulangan bencana," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat mengatakan, Tagana pertama kali dibentuk pada 24 Maret 2004. Tagana merupakan wadah relawan terlatih dalam penanggulangan bencana berbasis masyarakat.

Kini jumlah Tagana mencapai 29.734 personel tersebar di seluruh Indonesia.

Tagana sebagai unsur yang terdekat dengan lokasi bencana diwajibkan untuk siap hadir di lokasi dalam satu jam bencana terjadi, harus tanggap dan sigap dalam perlindungan sosial terhadap korban bencana.

Selain itu, memiliki pemahaman tentang penanggulangan bencana agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Jambore Nasional Tagana diselenggarakan dalam rangka konsolidasi nasional untuk personel Tagana. Selain itu juga sebagai paramater kesiapan personel Tagana dalam menghadapi bencana yang terjadi di berbagai daerah.

Melalui Bakti Sosial dan Jambore Nasional ini Tagana ingin mempersembahkan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia. Sekaligus upaya pemerintah untuk menyemangati anggota Tagana, karena mereka yang ada di garda depan saat terjadinya bencana.

"Mereka bekerja tanpa pamrih. Penghargaan negara setinggi-tingginya untuk mereka," demikian Harry. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016