Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail mendukung wacana yang digulirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi terkait rencana penerapan pola belajar sehari penuh di sekolah atau "full day school".

"Tentu saja saya mendukung karena wacana ini sesuai dengan karakteristik warga Samarinda yang kebanyakan kedua orang tua siswa bekerja, sehingga mereka yang sedang bekerja tidak ada alasan pulang tengah hari untuk menjemput anak sekolah," ujar Nusyirwan di Samarinda, Rabu.

Selain itu, menurut Nusyirwan, anak-anak yang memiliki waktu lama di sekolah juga akan berdampak positif pada perkembangan siswa, karena di lingkungan luar sekolah bisa saja terpengaruh dengan berbagai pergaulan negatif oleh teman-temannya.

"Meski demikian, tetap harus dikaji lagi dari jenjang apa yang dilakukan sistem full day school, apakah siswa SD sudah cocok atau belum, apakah SMP, atau dimulai dulu dari SMA, sehingga tidak semua jenjang langsung diterapkan pola tersebut," jelasnya.

Ia juga meminta sistem ini tidak disamaratakan, tetapi harus dipilah dulu beberapa sekolah yang cocok. Bila perlu membuat satu sekolah yang bisa dilakukan dengan pola itu atau semacam sekolah percontohan, sehingga ke depan sekolah lain bisa mencontoh penerapan model pembelajaran sehari penuh tersebut.

Ditanya apakah penerapan pola itu tidak membuat anak menjadi stres, karena dengan jumlah pelajaran sekarang ditambah PR yang harus dikerjakan setiap hari anak-anak sudah kehilangan waktu bermain, wawali mengatakan sekolah sehari penuh bukan berarti sepanjang hari dilakukan pembelajaran teks buku atau melulu menekankan pada sisi akademik.

"Namun, saat jeda pembelajaran harus diselingi pendidikan yang mengarah pada permainan untuk mengurangi kejenuhan anak dalam berpikir," ujarnya.

Selama ini, lanjut Nusyirwan, sudah banyak sekolah yang menerapkan semacam full day school seperti gagasan Mendikbud, karena sepulang sekolah ternyata di hari-hari tertentu mereka harus balik lagi ke sekolah untuk mengikuti ekstrakulikuler kesenian maupun olahraga.

Ditanya mengenai anggaran yang harus dikeluarkan untuk operasional sekolah mengingat jam belajarnya bertambah, ia mengatakan bahwa anggaran harus dibebankan dari APBN karena ini merupakan program nasional.

"Anggaran Pemkot Samarinda lagi defisit, tapi untuk mendukung program nasional full day school tidak harus membebani daerah. Ini kan program pusat, jadi tentu kami harapkan semua biaya yang harus dikeluarkan juga dibiayai dari APBN," kata Nusyirwan lagi.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016