Samarinda (ANTARA Kaltim) - Istri Muhammad Sofyan, Oliman "tugboat" atau kapal tunda Charles, Sri Dewi, meminta kelompok Abu Sayyaf agar segera membebaskan suaminya bersama sandera lainnya.

"Saya memohon kepada kelompok yang menyandera kru kapal tunda Charles agar membuka hati nuraninya karena yang mereka sandera adalah tulang punggung keluarga yang juga seorang bapak," ujar Sri Dewi, dihubungi dari Samarinda, Selasa.

Sri Dewi yang saat ini telah kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan mengaku, sejak April 2016, ia tidak pernah berkomunikasi dengan Muhammad Sofyan, suaminya.

"Sampai saat ini, saya tidak pernah berkomunikasi dengan suami saya. Saat pihak penyandera memberi kesempatan untuk berbicara dengan kru kapal tunda Charles, saya sudah pulang ke Takalar sehingga tidak sempat berbicara dengan suami saya," tutur Sri Dewi.

Ia mengaku semakin cemas, mendengar semua kru kapal tunda Charles yang disandera dalam kondisi sakit.

Sejak suaminya disandera tambah Sri Dewi, Zulfikar, anaknya yang baru berusia satu tahun, sering sakit-sakitan.

"Sewaktu saya ke Samarinda, anak saya sempat sakit dan begitu pulang sempat sembuh tetapi sekarang kembali sakit. Jika suami saya ada, kemungkinan tidak terlalu berat tetapi dia (Muhammad Sofyan) juga saat ini sedang disandera dan saya tidak tahu pasti bagaimana kondisi dia saat ini," tuturnya.

"Jadi, saya sangat memohon kepada para penyandera agar segera membebaskan kru kapal tunda Charles karena mereka adalah tulang punggung keluarga. Kami juga meminta kepada pemerintah dan pihak terkait agar segera mengupayakan pembebasann suami saya dan sandera lainnya sebab mereka sudah disandera lebih 40 hari," ujar Sri Dewi.

Sementara, Public External Relation PT Rusianto Bersaudara, Taufik Rahman menyatakan, pemerintah terus berupaya mencari cara membebaskan seluruh WNI yang saat ini disandera kelompok Abu Sayyaf Grup.

"Berdasarkan informasi, sampai saat ini pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk membebaskan seluruh sandera. Kami (perusahaan) tentu mengikuti arahan dan langkah dari pemerintah terkait upaya-upaya pembebasan kru kapal tunda Charles," tutur Taufik Rahman.

Saat ini lanjut Taufik Rahman, ketujuh kru kapal tunda Charles dalam kondisi sehat.

"Memang, ada perbedaan persepsi terkait kondisi kesehatan terhadap tujuh kru kapal tunda Charles itu tetapi berdasarkan informasi yang kami peroleh, mereka dalam kondisi baik dan sehat. Kemungkinan, mereka keletihan karena tempatnya selalu berpindah-pindah," kata Taufik Rahman.

Perwakilan keluarga kru kapal tunda Charles telah berangkat ke Jakarta sejak Minggu (31/7).

Perwakilan keluarga kru yang disandera itu mendatangi Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk meminta keterangan dari pemerintah terkait upay apembebasan ketujuh sandera tersebut.

Pertemuan antara lima anggota keluarga WNI yang menjadi sandera dengan pejabat Kementerian Luar Negeri itu juga dihadiri oleh anggota Komisi I DPR, yakni Irine Yusiana Roba Putri dan Charles Honoris.

Tujuh kru Kapal Charles diketahui telah disandera kelompok bersenjata di selatan Filipina sejak 22 Juni 2016 lalu. Awak kapal yang disandera yakni Ferry Arifin (nahkoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman), dan Robin Piter (juru mudi).       (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016