Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sektor pariwisata di sejumlah daerah di Indonesia seperti Bali dan Yogyakarta sudah mampu menjadi tulang punggung perekonomian daerah. 

Demikian pula sektor pariwisata di Kaltim, ke depan diharapkan menjadi salah satu alternatif peningkatan ekonomi Kaltim, menggantikan ekonomi yang masih mengandalkan sektor pertambangan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Ahmad Rosyidi mengungkapkan perlunya pengelolaan yang maksimal dan adanya perhatian yang lebih dari pemerintah.

"Dengan melihat kondisi sekarang Kaltim masih sulit melakukan pengembangan di sektor pariwisata. Karena itu harus ada keseriusan dari pemerintah," katanya.

Politikus PPP ini menuturkan sektor pariwisata berkaitan dengan sejumlah bidang lainnya seperti infrastruktur.

Untuk itu, pemerintah selaku pemangku kebijakan harus mengevaluasi secara menyeluruh, karena setidaknya ada lima hal pokok yang paling mendasar,antara lain, dibutuhkan komitmen serius, pembenahan infrastruktur, melakukan kajian khusus terhadap daerah yang dinilai berhasil dalam hal pariwisata, promosi dan melibatkan pihak professional seperti swasta.

Pengelolaan suatu objek wisata juga harus melibatkan masyarakat secara berkelanjutan. Mengingat selain berkaitan dengan menggerakkan perekonomian, masyarakat setempat juga diajak menjaga kondisi lingkungan.

Berbagai objek wisata di berbagai daerah di Kaltim juga memiliki berbagai potensi yang menjanjikan jika dikelola dengan maksimal, bahkan di antaranya eksklusif atau hanya terdapat di Kaltim.

Contohnya Biduk-biduk di Kabupaten Berau yang memiliki potensi wisata bahari masih alami dan menjanjikan. Belum lagi beberapa spesies hewan dan tanaman yang langka di dunia.

"Terkait dengan anggaran tentunya dewan akan mendukung penuh terkait hal tersebut. Hanya tinggal bagaimana keseriusan dari pemerintah dalam memajukan dan pengembangkan seperti promosi hingga bagaimana untuk dapat menggaet pihak profesional swasta," tambahnya. (Humas DPRD kaltim/adv)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016