Yogyakarta(ANTARA Kaltim)- Sebagai upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)  Pemerintah provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan perombakan pada salah satu dari empat BUMD yang dimiliki. Hal ini dikarenakan pendapatan atau keuntungan yang dihasilkan BUMD tersebut sangat sedikit sehingga merugi.
 
Selain itu, kinerja dari direksi yang diharapkan juga tidak berjalan dengan baik. Sesuai dengan keinginan setelah terjadi perombakan direksi, pada 2015 akhirnya BUMD tersebut dapat menghasilkan keuntungan dan menyumbang PAD untuk Pemprov DIY.

Demikian salah satu pembahasan dari pertemuan antara Komisi II DPRD Kaltim dengan Pemda DIY dalam rangka kunjungan kerja Komisi II DPRD Kaltim guna mempelajari sistem pengelolaan aset dan BUMD DIY guna mendorong peningkatan PAD Kaltim, Selasa (26/7) di Kantor Gubernur DIY, Jalan Malioboro, Yogyakarta.

Rombongan Komisi II yang dipimpin Edy Kurniawan dan terdiri dari Wakil Ketua Komisi II Ali Hamdi serta Anggota Martinus, Sandra Puspa Dewi dan Suterisno Thoha diterima Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda DIY Tri Mulyono serta jajaran dan direksi empat direksi dari BUMD DIY seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY, PT Tarumartani, Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) dan PT Anindya Mitra Internasional.

"Sama seperti Kaltim, penyumbang PAD pada BUMD terbesar di berikan oleh Bank Pembangunan Daerah. Oleh karena itu saat ini kami juga terus berusaha untuk mendorong pendapatan melalui BUMD yang lain. Salah satunya dengan melakukan perombakan pada sumber daya manusia-nya dan permodalan," jelasnya.

Tri menuturkan, banyak peluang usaha dan investasi yang ada di DIY yang dapat dikembangkan untuk menjadi BUMD dimasa depan. Seperti peluang investasi di bidang dunia pendidikan, pariwisata, industri kreatif, bahkan sampai pada peluang investasi tentang budaya.

Sebab DIY telah memiliki predikat yang melekat sebagai daerah tujuan wisata, kota budaya, kota pendidikan dan kota perjuangan.
"Bidang-bidang inilah yang nantinya akan kami kembangkan.  Sebab saat ini sumber pendapatan dari PAD di DIY ini relatif kecil dibandingkan dengan dana perimbangan," tuturnya.

Menurut Edy, Kaltim juga memiliki banyak peluang usaha dan investasi yang dapat dikembangkan untuk menjadi perusda. Sebab Kaltim juga memiliki peluang investasi di bidang pariwisata, budaya dan industri kreatif. Pertanian dan perikanan juga mempunyai potensi untuk dikembangkan.

"Potensi-potensi itulah yang nantinya perlu didorong dan dikelola oleh perusda. Namun, agar dapat memberikan keuntungan, Perusda harus ditangani dan dikelola secara  profesional. Begitu juga dengan modal usaha yang memadai," sebutnya. (Humas DPRD Kaltim/adv)



Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016