Samarinda (ANTARA Kaltim) - Istri "tugboat" (kapal tunda) Charles yang disandera kelompok bersenjata Filipina sejak 21 Juni 2016, berharap suaminya dibebaskan dengan selamat.

"Kami berharap seluruh kru kapal tunda Charles dapat dibebaskan dengan selamat," ujar Sri Dewi, istri Ismail, seorang anak buah kapal (ABK) kapal tunda Charles saat ditemui di mes PT Rusianto Bersaudara di Sungai Lais, Samarinda, Jumat.

Ia mengaku sengaja datang dari Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan ke Samarinda untuk mencari kepastian terkait kondisi suaminya yang sudah lebih satu bulan disandera kelompok Abu Sayyaf.

Sri Dewi yang juga membawa anaknya, Zulfakar yang baru berusia satu tahun dan ibunya, tiba di Kota Samarinda sejak Senin (18/7) dan langsung menumpang di mes PT Rusianto Bersaudara.

"Saya kesini (Samarinda) untuk mencari informasi terkait kepastian kondisi suami saya sebab selama saya di kampung (Takalar) hanya mendengar dari keluarga," kata Sri Dewi yang mengaku baru dua tahun menikah dengan Muhammad Sofyan dan telah dikaruniai seorang putra.

Sri Dewi mengaku terakhir berkomunikasi dengan suaminya pada Maret 2016.

"Sejak berlayar, saya tidak pernah lagi berkomunikaksi dengan suami saya hingga akhirnya menerima informasi kalau dia disandera bersama enam kru kapal tunda Charles. Jadi, saya berharap, suami saya bersama enak kru lainnya dapat segera dibebaskan," tutur Sri Dewi.

Ia meminta pemerintah Indonesia segera berkomunikasi dengan pemerintah Filipina agar menghentikan serengan ke kelompok Abu Sayyaf, sebelum seluruh sandera dibebaskan.

"Kami khawatir terjadi sesuatu kepada sandera sehingga saya meminta pemerintah segera meminta militer Filipina agar menghentikan serangan kepada kelompok penyandera sebab kami takut serangan tersebut mengancam keselamatan para sandera," kata Sri Dewi.

Kekhawatiran keluarga kru kapal tunda itu, kata Sri Dewi, semakin bertambah setelah mendengar ada salah satu sandera yang sedang sakit.

"Kami mendengar dari salah satu stasiun televisi bahwa ada salah satu sandera yang sakit. Informasi itu tentu membuat kami sangat khawatir sehingga kami berharap ada kepastian dari pemerintah terkait upaya pembebasan mereka," ujar Sri Dewi.

Sementara, perwakilan keluarga korban penyanderaan, Kurnia Ginting menyatakan, dari hasil pertemuan dengan pihak perusahaan pada Jumat pagi, disebutkan bahwa kondisi sandera dalam keadaan baik.

"Pada Jumat pagi, keluarga sempat bertemu dengan pihak perusahaan dan saat itu disampaikan bahwa ketujuh kru kapal tunda yang disandera itu dalam kondisi sehat. Namun, pada Jamat siang ada informasi kalau salah satu sandera sakit sehingga kami masih terus mencari informasi terkait kondisi mereka," ujar Kurnia Ginting.

Pihak penyandera lanjut dia, kembali meminta logistik kepada perusahaan.

"Kami mendapatkan informasi bahwa penyandera meminta logistik yakni uang makan dan kebutuhan lainnya ke pihak perusahaan. Ini yang kedua kalinya mereka meminta logistik dan permintaan tersebut telah dipenuhi. Jumlahnya belum diketahui tetapi pihak perusahaan sudah siap memberikan logistik yang diminta penyandera tersebut," tuturnya.

"Pihak perusahaan terus berupaya agar ketujuh kru kapal tunda tersebut dapat segera dibebaskan. Keselamatan para sandera merupakan prioritas utama bagi perusahaan," kata Kurnia Ginting.

Tujuh kru kapal tunda Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf, yakni Ferry Arifin (nahkoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman) serta Robin Piter (juru mudi).         (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016