Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Pusat Statistik mencatat Indeks Pembangunan manusia di Provinsi Kalimantan Utara pada 2015 sebesar 68,76 atau meningkat tipis dibanding tahun sebelumnya sebesar 68,68.

"Kalimantan Utara (Kaltara) merupakan daerah otonomi baru hasil pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur, jadi wajar jika pertumbuhan IPM-nya masih lambat dan masih kalah dengan Kaltim," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Muhammad Habibullah dihubungi Samarinda, Jumat.

Meski demikian, lanjutnya, Kaltara termasuk jajaran provinsi di Indonesia yang memiliki pengembangan manusia cukup baik sejak 2013, karena nilai IPM-nya berada di kategori sedang, tidak seperti beberapa provinsi lain yang masih ada kategori IPM rendah.

"Pada 2015 pembangunan manusia di Kaltara berstatus sedang, masih sama dengan statusnya di tahun 2013 dan 2014. Diharapkan pada 2016 ini terus meningkat seiring tingginya komitmen kepala daerah," katanya.

Salah satu komponen pembentuk IPM di Kaltara adalah dimensi standar hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita dengan patokan harga konstan 2012.

Pada 2015, pengeluaran per kapita (penduduk) di Provinsi Kaltara sekitar Rp11,23 juta per tahun. Selama lima tahun terakhir, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat meningkat sebesar 0,80 persen per tahun.

Habibullah melanjutkan IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, dan pendidikan.

IPM juga merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya pembangunan kualitas hidup manusia, sehingga IPM selalu menjadi patokan bagi analis dalam melakukan pembangunan daerah.

"Selama periode 2013 hingga 2015, IPM Provinsi Kaltara menunjukkan pertumbuhan positif, namun status pembangunan manusia masih stagnan," katanya.

Dalam penilaian IPM terdapat empat kelompok, yakni kelompok rendah dengan IPM 60 ke bawah, sedang (60-70), tinggi (70-80), dan sangat tinggi (80 ke atas). Hingga kini belum ada provinsi di Indonesia dengan IPM 80 ke atas.

Habibullah juga menambahkan selama periode 2014-2015, komponen pembentuk IPM Kaltara mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 72,16 tahun, meningkat 0,04 tahun ketimbang tahun sebelumnya.

Kemudian anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,54 tahun, meningkat 0,01 tahun ketimbang tahun 2014.

"Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan 8,36 tahun, atau meningkat 0,01 tahun dibandingkan dengan tahun 2014," ujarnya. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016