Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Badan Pembangunan Perbatasan Daerah (BPPD) Provinsi Kalimantan Timur memprioritaskan pembangunan infrastruktur sektor perhubungan di wilayah perbatasan dan pedalaman di Kabupaten Mahakam Ulu.

"Dari hasil kunjungan kami ke wilayah perbatasan, kami memberikan cacatan khusus yakni, masalah infrastruktur sektor perhubungan dan komunikasi harus menjadi prioritas dan mendapat perhatian serius," kata Kepala Bidang Peningkatan Infrastruktur BPPD Kaltim Agung Masuprianggono di Samarinda, Senin.

Catatan khusus itu, kata Agung, diperoleh saat melakukan kunjungan ke Kampung Long Lunuk Baru, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu.

"Kami akan segera berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait di lingkungan Pemprov Kaltim demi mendukung sukses pembangunan di wilayah perbatasan tersebut," ujarnya.

"Dari catatan kami itu, di Long Lunuk Baru untuk sektor perhubungan sudah tersedia transportasi air, udara dan darat. Namun, perlu ada peningkatan kualitas dan kuantitas tiga moda transportasi tersebut. Begitu juga dengan infrastruktur komunikasi dan informasi yang juga sudah tersedia tetapi masih terdapat titik `blankspot` atau tidak ada sinyal," tutur Agung.

Secara rinci, dia menjelaskan bahwa untuk tranportasi udara disarankan perlu adanya penambahan maskapai dan frekuensi penerbangan.

"Saat ini yang melayani hanya maskapai Aviastar dan frekuensi penerbangannya hanya Senin sampai Kamis dengan sekali penerbangan setiap hari," ujarnya.

"Kami berharap, dapat ditambah maskapai lainnya selain Aviastar. Begitu juga untuk frekuensi penerbangan agar bisa diupayakan selama satu minggu," katanya.

Hal ini dibutuhkan masyarakat di perbatasan karena keberadaan bandara tersebut sudah sangat membantu keterisolasian wilayah. "Bandara Datah Dawai di Long Lunuk ini menjadi pusat dari dan ke Kecamatan Long Apari," tutur Agung.

Saat ini, kata Agung, transportasi air masih menjadi moda transportasi yang menjadi andalan di daerah perbatasan tersebut.

"Transportasi air menjadi moda transportasi yang masih banyak digunakan masyarakat sehingga perlu diperhatikan faktor keselamatan sebab selama ini kesadaran baik motoris maupun penumpang untuk menggunakan baju pelampung masih rendah," kata Agung.

Sementara, terkait permasalahan komunikasi dan informasi, Agung mengatakan bahwa menara komunikasi yang tersedia di Kampung Long Lunuk Baru tersebut masih belum dapat dijangkau secara keseluruhan oleh warga.

"Alat penguat sinyal yang dipasang oleh penduduk setempat pun ternyata tidak bekerja maksimal. Kemungkinan besar karena bahan bakarnya habis atau operatornya sakit," tuturnya.

"Solusinya, yakni dengan mengupayakan bahan bakar minyak (BBM) selalu tersedia untuk beberapa hari ke depan dan tenaga kerja ditambah agar `tower` atau menara telekomunikasi tetap beroperasi," kata Agung. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016