Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berupaya meningkatkan produksi padi, salah satunya dengan memodernisasi sarana dan prasarana melalui mekanisasi atau pengadaan alat mesin pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kaltim Ibrahim, di Samarinda, Senin menyatakan, produksi padi di daerah itu masih tergolong rendah.
"Dari 514.000 ton kebutuhan gabah, para petani di Kaltim hanya mampu memproduksi sekitar 420.000 ton gabah kering giling," kata Ibrahim.
"Dari kondisi itu, berarti masih ada sekitar 90.000 ton kekurangan yang harus dipenuhi agar kebutuhan gabah kering giling (GKG) tercukupi untuk konsumsi masyarakat," ujarnya.
Keterbatasan produksi itu kata Ibrahim, disebabkan masa tanam yang hanya sekali dalam setahun.
Salah satu kendala yang banyak dihadapi petani di Kaltim menurut dia, karena pengelolaan pengairan dari sumber air ke sawah masih belum optimal.
"Juga, tata kelola yang semi mekanisasi bahkan masih bersifat tradisional sehingga berimbas pada belum maksimalnya pemanfaatan lahan potensial yang terhitung cukup luas. Utamanya, di sentra-sentra pertanian," kata Ibrahim.
Selain modernisasi sarana dan prasarana pertanian khususnya melalui mekanisasi atau pengadaan alat mesin pertanian, Pemerintah Provinsi Kaltim lanjutnya akan mengoptimalkan pengelolaan pengairan untuk lahan sawah dan lahan kering.
"Misalnya, pemerintah pusat melalui APBN telah menganggarkan alokasi dana pertanian Rp31 triliun atau terjadi peningkatan yang siginfikan dari tahun sebelumnya. Termasuk melakukan pengadaan sekitar 100.000 unit alat mesin pertanian untuk mendukung kegiatan modernisasi pertanian," tuturnya.
Komitmen pemerintah pada pembangunan pertanian menurut Ibrahim sangat tinggi sehingga diharapkan selain terjadi peningkatan produksi melalui pola tanam dua kali setahun juga tata kelola menggunakan mekanisasi.
"Selain pemerintah pusat, pemerintah provinsi juga melalui kebijakan Gubernur Kalim Awang Faroek Ishak bertekad memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan pertanian dengan bantuan dan pengadaan alat mesin pertanian serta pembangunan infrastruktur pertanian," ujar Ibrahim.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kaltim Ibrahim, di Samarinda, Senin menyatakan, produksi padi di daerah itu masih tergolong rendah.
"Dari 514.000 ton kebutuhan gabah, para petani di Kaltim hanya mampu memproduksi sekitar 420.000 ton gabah kering giling," kata Ibrahim.
"Dari kondisi itu, berarti masih ada sekitar 90.000 ton kekurangan yang harus dipenuhi agar kebutuhan gabah kering giling (GKG) tercukupi untuk konsumsi masyarakat," ujarnya.
Keterbatasan produksi itu kata Ibrahim, disebabkan masa tanam yang hanya sekali dalam setahun.
Salah satu kendala yang banyak dihadapi petani di Kaltim menurut dia, karena pengelolaan pengairan dari sumber air ke sawah masih belum optimal.
"Juga, tata kelola yang semi mekanisasi bahkan masih bersifat tradisional sehingga berimbas pada belum maksimalnya pemanfaatan lahan potensial yang terhitung cukup luas. Utamanya, di sentra-sentra pertanian," kata Ibrahim.
Selain modernisasi sarana dan prasarana pertanian khususnya melalui mekanisasi atau pengadaan alat mesin pertanian, Pemerintah Provinsi Kaltim lanjutnya akan mengoptimalkan pengelolaan pengairan untuk lahan sawah dan lahan kering.
"Misalnya, pemerintah pusat melalui APBN telah menganggarkan alokasi dana pertanian Rp31 triliun atau terjadi peningkatan yang siginfikan dari tahun sebelumnya. Termasuk melakukan pengadaan sekitar 100.000 unit alat mesin pertanian untuk mendukung kegiatan modernisasi pertanian," tuturnya.
Komitmen pemerintah pada pembangunan pertanian menurut Ibrahim sangat tinggi sehingga diharapkan selain terjadi peningkatan produksi melalui pola tanam dua kali setahun juga tata kelola menggunakan mekanisasi.
"Selain pemerintah pusat, pemerintah provinsi juga melalui kebijakan Gubernur Kalim Awang Faroek Ishak bertekad memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan pertanian dengan bantuan dan pengadaan alat mesin pertanian serta pembangunan infrastruktur pertanian," ujar Ibrahim.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016