Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Perum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Bulog Divre Kaltimra) menargetkan penyerapan 15.000 ton beras petani selama tahun 2016.

"Target itu sama seperti tahun lalu," kata Kepala Bulog Divre Kaltimra Yayan Suparyan di Balikpapan, Kamis.

Ia menyebutkan pada tahun 2015, dari target pengadaan 15.000 ton tersebut, Bulog Divre Kaltimra hanya mendapat 5.300 ton. Menurut Suparyan, petani Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara memang tidak punya banyak kelebihan beras untuk dijual kepada Bulog.

"Kan Kaltimra ini malah kekurangan. Produksi atau hasil panen per tahun saat ini berkisar 300.000 ton, tapi kebutuhan mencapai 600.000 ton," jelasnya.

Kabupaten-kabupaten penyuplai beras di Kalimantan Timur adalah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, sementara di Kalimantan Utara, Kabupaten Bulungan dan Nunukan menjadi pemasok utama.

Berdasarkan Harga Pokok Pembelian yang ditetapkan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015, harga gabah kering petani (GKP)adalah Rp3.700 per kg, Rp3.750 bila di penggilingan. Kemudian bila sudah menjadi gabah kering giling (GKG) Rp4.600 per kg di petani dan bila mau mengantarnya ke gudang Bulog dihargai Rp4.650. Bila petani menjual sudah dalam bentuk beras harga di gudang Bulog adalah Rp7.300 per kg.

"Untuk Divre Kaltimra, kami beli beras. Kami beli dan segera masuk gudang untuk disimpan sebagai stok," tambah Suparyan.

Sampai Januari 2016 ini, persedian Bulog Kaltimra cukup untuk konsumsi hingga tujuh bulan mendatang. Bulog masih menambah lagi dengan mendatangkan 5.000 ton beras dari luar daerah.

"Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang stok beras untuk seluruh Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara," kata Suparyan.

Selain di Balikpapan, gudang-gudang Bulog tersebar di Samarinda dan kota-kota lain di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Suparyan juga menjelaskan bahwa Perum Bulog bertugas sebagai stabilitator harga. Cara yang digunakan adalah dengan membeli kelebihan stok dari petani atau dari pasar dan sebaliknya, melepaskan stok di gudang bila harga melonjak. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016