Jakarta (ANTARA News) - KPK menemukan beberapa calon kepala daerah yang
akan mengikuti Pilkada serentak, namun Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara yang diserahkan ke KPK tidak sesuai dengan
harta milik sebenarnya.
"Kami infokan ke KPU (Komisi Pemilihan Umum) lalu diteruskan ke KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) ada beberapa calon yang hartanya tidak sama dengan yang dilaporkan ke KPK," kata Plt Wakil Ketua KPK Johan Budi di Jakarta, Selasa.
9 Desember esok dilangsungkan Pilkada serentak di 269 daerah yang diikuti oleh lebih dari 700 pasangan calon kepala daerah.
"Tapi yang punya keputusan adalah KPU, terserah KPU menindaklanjuti laporan KPK ini, jadi mereka mencoba menyembunyikan asetnya," tambah Johan.
Selain terhadap upaya menyembunyikan aset, KPK juga mengawasi penggunaan dana negara baik ABPN maupun APBD dalam Pilkada serentak.
"Kerja sama kedua berkaitan dengan penggunaan dana negara apakah APBD atau APBN, KPK ikut mengawasi bersama dengan Bawaslu," jelas Johan.
Johan menghimbau para calon pemilih menolak politik uang yang mungkin terjadi menjelang 9 Desember.
"Kepada seluruh pemilih silakan menggunakan hak pilih Anda dan pilihlah sesuai hati nurani, tapi tolaklah kalau ada pemberian uang," imbau Johan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Kami infokan ke KPU (Komisi Pemilihan Umum) lalu diteruskan ke KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) ada beberapa calon yang hartanya tidak sama dengan yang dilaporkan ke KPK," kata Plt Wakil Ketua KPK Johan Budi di Jakarta, Selasa.
9 Desember esok dilangsungkan Pilkada serentak di 269 daerah yang diikuti oleh lebih dari 700 pasangan calon kepala daerah.
"Tapi yang punya keputusan adalah KPU, terserah KPU menindaklanjuti laporan KPK ini, jadi mereka mencoba menyembunyikan asetnya," tambah Johan.
Selain terhadap upaya menyembunyikan aset, KPK juga mengawasi penggunaan dana negara baik ABPN maupun APBD dalam Pilkada serentak.
"Kerja sama kedua berkaitan dengan penggunaan dana negara apakah APBD atau APBN, KPK ikut mengawasi bersama dengan Bawaslu," jelas Johan.
Johan menghimbau para calon pemilih menolak politik uang yang mungkin terjadi menjelang 9 Desember.
"Kepada seluruh pemilih silakan menggunakan hak pilih Anda dan pilihlah sesuai hati nurani, tapi tolaklah kalau ada pemberian uang," imbau Johan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015