Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Penjabat Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Meiliana, Rabu, memantau perkembangan proyek pembangunan "flyover" atau jalan layang di Simpang Empat Air Hitam yang hingga kini belum rampung.

Jalan layang Air Hitam yang rencana awalnya ditargetkan sudah bisa difungsikan akhir 2015, tertunda penyelesaiannya akibat insiden jatuhnya balok beton bentang tengah saat dilakukan pemasangan belum lama ini.

"Menurut pelaksana proyek, bentang tengah yang jatuh itu sudah dipotong-potong dan saat ini tengah dibuatkan penggantinya, sehingga jika tidak ada halangan, bentang tengah jembatan ditargetkan sudah bisa terpasang pada Februari 2016," ujar Meiliana.

Ia menambahkan, "Ini tanggung jawab PT Wika selaku kontraktor pelaksana. Jadi, kami hanya menunggu dan berdoa agar segera selesai, karena flyover ini penting untuk memecah kemacetan di Simpang Empat Air Hitam," katanya.

Setelah melihat perkembangan pembangunan flyover Air Hitam, Penjabat Wali Kota Samarinda itu kemudian mengecek kemajuan pembangunan Pasar Baqa, yang tahap pertama sudah mencapai 95 persen.

"Total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan Pasar Baqa sekitar Rp65 miliar, tetapi dikucurkan secara bertahap dengan rencananya pembangunan dilaksanakan selama tiga tahun. Jika berjalan lancar, pada akhir 2016 proyek ini selesai," kata Meiliana.

Pasar tradisional yang terletak di kawasan Samarinda Seberang tersebut dibangun dengan konsep semimodern berlantai tiga.

"Untuk pasar tradisional ditempatkan di lantai dasar, sementara pada lantai dua dibangun ruko serta kios untuk para pedagang garmen dan beberapa kebutuhan rumah tangga," ujarnya.

"Di lantai paling atas juga ruko dan kemungkinan akan ditambah aula serta beberapa sarana penunjang seperti musala dan `food center`. Pasar Baqa ini nantinya tidak lagi menyandang status sebagai pasar tradisional, karena selain jenis bangunan yang lebih baik, sarana yang disediakan juga menyerupai pusat perbelanjaan dan mal," kata Meiliana.

Setelah memantau Pasar Baqa, Meliana kemudian mengunjungi pembangunan infrastruktur lainnya yakni rumah susun yang diperuntukkan pedagang Pasar Segiri.

Ia mengapresiasi pembangunan rumah susun yang baru dibangun tiga bulan tetapi progresnya sudah di atas 50 persen.

"Rumah susun yang dibangun melalui dana APBN sekitar Rp15 miliar itu terdiri 52 kamar dan akan dilengkapi berbagai fasilitas penunjang seperti pasar, terminal penyanggah dan toko swalayan, sehingga rusun ini akan menarik dan layak huni karena semua fasilitas pendukungnya sangat dekat," ujar Meiliana.

Terkait, hasil pantauannya ke beberapa proyek pekerjaan infrastruktur di Samarinda, Meiliana mengaku puas dengan kinerja kontraktor.

"Hanya saja, harus tetap diawasi oleh pengawas dari Pemkot Samarinda, sehingga semua pekerjaan dapat selesai tepat waktu. Kita berbicara mengenai kepentingan masyarakat, sehingga proyek ini harus diawasi dengan benar agar segera selesai sehingga dapat difungsikan sesuai tujuan pembangunannya," kata Meiliana. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015