Bontang (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Kesehatan mengadakan seminar bahaya penyebaran penyakit HIV/AIDS yang diikuti lebih kurang 560 pelajar dari 56 SMP dan SMA/SMK se- Kota Bontang, Kamis.
 
Wali Kota Bontang Adi Darma membuka seminar di Auditorium Kantor Wali Kota, yang juga dihadiri pimpinan rumah sakit, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS M Ramsi dan para kepala sekolah.

HIV/AIDS merupakan penyakit yang mengancam kesehatan dan kehidupan generasi penerus bangsa, karena secara langsung membahayakan perkembangan sosial dan ekonomi, serta keamanan negara.

Seminar yang mengambil tema "Saatnya Semua Bertindak untuk Berperilaku Sehat" ini menjadi momentum strategis seluruh pemangku kepentingan pembangunan Kota Bontang dalam rangka mengakselerasi  MDGS (Millenium Development Goals) 2015.
 
"Dalam program pembangunan kesehatan di Indonesia telah disusun strategi, sasaran dan target untuk mencapai MDG's, salah satunya adalah dengan meningkatkan presentasi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai penyakit HIV/AIDS," kata wali kota.

Adi Darma mengungkapkan hingga September 2015, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bontang tercatat 127 orang, dengan 22 orang di antaranya meninggal dunia dan 66 penderita yang mendapat ARV (Anti-Retro Viral).

Penyebaran penyakit mematikan itu di antaranya melalui ibu hamil, kelompok "LSL" (Lelaki Suka Lelaki/homoseksual), penasun, pekerja seks dan pasangannya dengan prevalensi kurang dari 5 persen.

"Penyakit ini adalah ancaman nyata bagi kita semua," kata Adi Darma.

Ia menambahkan bahwa kelompok yang paling rawan terhadap penyakit ini adalah kelompok usia 15-40 tahun atau kelompok produktif.

Oleh karena itu, perlu adanya pembekalan pengetahuan dan layanan konseling serta risiko penularannya, sehingga mampu melindungi dirinya dan orang lain.

"Pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah juga sangat penting. Kerja sama antara institusi pendidikan dengan instansi terkait lainnya penting untuk dilakukan. Melalui kesempatan ini, saya berharap kepada guru di sekolah untuk memasukkan materi tentang HIV/AIDS dalam materi ekstrakurikuler di sekolah," pintanya.
 
Kegiatan yang lebih koordinatif dan integratif, lanjut wali kota, akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya pelajar. Dengan kontribusi nyata dari semua pihak, semakin cepat pula pencegahan dari penyakit ini.
 
"Saya juga mengimbau kepada para pelajar dan guru pendamping peserta seminar untuk menyimak materi yang disampaikan oleh Dyah Sawitri selaku dokter narasumber agar tujuan yang ingin dicapai pemerintah bisa terwujud," ujarnya. (Adv/Hms/*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015