Bontang (ANTARA Kaltim) - Komisi III DPRD Kota Bontang memanggil Dinas Pekerjaan Umum, kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas proyek pembangunan rehabilitasi Masjid Nurul Ittihad di Rawa Indah, Bontang Selatan, Rabu, seiring lambannya progres pekerjaan proyek senilai Rp2,5 miliar itu.
Selain Ketua Komisi III DPRD Bontang Rustam HS, hadir pula anggota Komisi III lainnya yakni Abdul Kadir Tappa, M Dahnial dan Rusli, serta Wakil Ketua DPRD Faisal. Selain itu, Kepala Dinas PU Tavip Nugroho, Direktur Utama PT Mahkota Karya Marga Effendy dan Direktur Utama CV Estetika Design Teguh selaku Konsultan pengawas.
Rustam HS menjelaskan maksud dan tujuan pemanggilan DPU dan kontraktor pelaksana untuk menjelaskan hasil sidak Komisi III beberapa hari lalu yang menemukan progres pekerjaan rehabilitasi Masjid Nurul Ittihad baru sekitar 13 persen.
"Kita minta penjelasan proyek pekerjaan masjid yang berdasarkan perencanaan dimulai 15 Oktober, tapi progresnya baru mencapai 13 persen. Padahal target pekerjaan selesai 17 Desember 2015," kata Rustam.
Anggota Komisi III M Rusli minta kepastian waktu pemasangan tiang pemancang itu, karena dari hasil sidak lalu, pihaknya pesimistis pekerjaan itu selesai tepat waktu.
"Kapan kira-kira tiang pemancangnya datang. Saat kami sidak, kami pesimistis bisa selesai tepat waktu," tegas Rusli.
Sedangkan anggota Komisi III M Dahnial menyarankan ada tabulasi materi pekerjaan yang disesuaikan dengan jadwal pengerjaan proyek dan meminta kontraktor pelaksana harus melakukan metode berkenaan dengan ketertinggalan proyek tersebut.
"Pertama, kontraktor harus membuat tabulasi materi pekerjaan ini, sehingga bisa terencana dengan baik," paparnya.
Menanggapi hal itu, Dirut PT Mahkota Karya Marga, Effendy menjelaskan bahwa penyebab keterlambatan pekerjaan karena pasokan material tiang pemancang yang hingga kini kurang dan belum datang meski sudah dipesan.
"Kami akui ada keterlambatan, selain kami kekurangan tiang pemancang juga karena faktor nonteknis," kata Effendi
Effendi mengakui ada kesalahan terkait proyek rehabilitasi masjid tersebut, karena para jamaah ingin mengubah posisi masjid yang elevasinya berbeda dari gambar, sehingga akhirnya para pekerja membongkar gedung serba guna.
Ia berjanji akan menyelesaikan pekerjaan tersebut meskipun kendala di lapangan karena rasa tanggung jawab pekerjaan itu.
"Kita akui ada hambatan, namun begitu kami berjanji akan segera menuntaskan pekerjaan itu tepat waktu,†tambahnya. (Adv/*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Selain Ketua Komisi III DPRD Bontang Rustam HS, hadir pula anggota Komisi III lainnya yakni Abdul Kadir Tappa, M Dahnial dan Rusli, serta Wakil Ketua DPRD Faisal. Selain itu, Kepala Dinas PU Tavip Nugroho, Direktur Utama PT Mahkota Karya Marga Effendy dan Direktur Utama CV Estetika Design Teguh selaku Konsultan pengawas.
Rustam HS menjelaskan maksud dan tujuan pemanggilan DPU dan kontraktor pelaksana untuk menjelaskan hasil sidak Komisi III beberapa hari lalu yang menemukan progres pekerjaan rehabilitasi Masjid Nurul Ittihad baru sekitar 13 persen.
"Kita minta penjelasan proyek pekerjaan masjid yang berdasarkan perencanaan dimulai 15 Oktober, tapi progresnya baru mencapai 13 persen. Padahal target pekerjaan selesai 17 Desember 2015," kata Rustam.
Anggota Komisi III M Rusli minta kepastian waktu pemasangan tiang pemancang itu, karena dari hasil sidak lalu, pihaknya pesimistis pekerjaan itu selesai tepat waktu.
"Kapan kira-kira tiang pemancangnya datang. Saat kami sidak, kami pesimistis bisa selesai tepat waktu," tegas Rusli.
Sedangkan anggota Komisi III M Dahnial menyarankan ada tabulasi materi pekerjaan yang disesuaikan dengan jadwal pengerjaan proyek dan meminta kontraktor pelaksana harus melakukan metode berkenaan dengan ketertinggalan proyek tersebut.
"Pertama, kontraktor harus membuat tabulasi materi pekerjaan ini, sehingga bisa terencana dengan baik," paparnya.
Menanggapi hal itu, Dirut PT Mahkota Karya Marga, Effendy menjelaskan bahwa penyebab keterlambatan pekerjaan karena pasokan material tiang pemancang yang hingga kini kurang dan belum datang meski sudah dipesan.
"Kami akui ada keterlambatan, selain kami kekurangan tiang pemancang juga karena faktor nonteknis," kata Effendi
Effendi mengakui ada kesalahan terkait proyek rehabilitasi masjid tersebut, karena para jamaah ingin mengubah posisi masjid yang elevasinya berbeda dari gambar, sehingga akhirnya para pekerja membongkar gedung serba guna.
Ia berjanji akan menyelesaikan pekerjaan tersebut meskipun kendala di lapangan karena rasa tanggung jawab pekerjaan itu.
"Kita akui ada hambatan, namun begitu kami berjanji akan segera menuntaskan pekerjaan itu tepat waktu,†tambahnya. (Adv/*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015