Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Sekitar 300 dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, instruktur senam, dan pandu diabetes anggota Persatuan Diabetes Indonesia dijadwalkan berkumpul di Balikpapan untuk menghadiri Jambore Diabetes Nasional pada 13-15 November 2015.
"Kota Balikpapan menjadi tuan rumah Jambore Diabetes Nasional untuk wilayah tengah," kata Ketua Panitia Jambore Diabetes Nasional dr Lukman Hatta di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat.
Jambore ini digelar untuk memeringati "World Diabetes Day" atau Hari Diabetes Dunia yang jatuh pada 14 November.
Tak hanya itu, pada 15 November 2015, seluruh peserta jambore akan bersama-sama meramaikan peringatan Balikpapan Diabetes Day.
Untuk Wilayah Barat, lanjut Lukman, JDN dilangsungkan di Medan, Sumatera Utara, sedangkan wilayah timur digelar di Makassar, Sulawesi Selatan.
Adapun wilayah tengah meliputi seluruh Kalimantan, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lukman memaparkan selama dua hari (14-15 November), jambore diisi sejumlah seminar mengenai diabetes, mulai dari pengobatan dengan insulin, perawatan kaki, pengaturan gizi, olahraga, sampai monitoring gula darah, yang seluruh acara mengambil tempat di RS Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan.
"Jadi, ada seminar buat dokter, perawat, ahli gizi, dan apoteker. Juga ada yang pesertanya khusus instruktur senam dan pandu diabetes," lanjut Lukman Hatta.
Pandu diabetes adalah penderita diabetes yang memiliki sifat positif dan memiliki kemampuan memotivasi.
Menurut Lukman, pandu diabetes adalah mereka yang bisa mengingatkan kawan senasibnya untuk selalu berobat, disiplin minum obat, menjaga makan, rajin olahraga, hingga hal-hal yang bersifat spiritual, seperti untuk selalu bersyukur.
Diabetes adalah suatu keadaan di mana kelenjar pankreas gagal memproduksi hormon insulin, hormon yang menetralkan kadar gula di dalam darah yang disebabkan antara lain penuaan atau kelebihan lemak perut dan kurang olahraga.
"Sekitar 80 persen penderita diabetes di Indonesia menderita tipe ini," jelasnya.
Jambore ini juga dilatari gambaran data International Diabetes Federation, yang menyebutkan di Indonesia ada sekitar 8,5 juta penderita diabetes atau nomor tujuh terbanyak di dunia setelah Tiongkok (98,4 juta jiwa), India (65,1 juta jiwa), dan Amerika (24,4 juta jiwa).
Namun demikian, tambah Lukman, dari total jumlah pengidap yang tercatat, baru 46 persen yang sudah didiagnosis, 44 persen menerima perawatan, dan kurang dari 1 persen mendapatkan terapi yang sesuai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Kota Balikpapan menjadi tuan rumah Jambore Diabetes Nasional untuk wilayah tengah," kata Ketua Panitia Jambore Diabetes Nasional dr Lukman Hatta di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat.
Jambore ini digelar untuk memeringati "World Diabetes Day" atau Hari Diabetes Dunia yang jatuh pada 14 November.
Tak hanya itu, pada 15 November 2015, seluruh peserta jambore akan bersama-sama meramaikan peringatan Balikpapan Diabetes Day.
Untuk Wilayah Barat, lanjut Lukman, JDN dilangsungkan di Medan, Sumatera Utara, sedangkan wilayah timur digelar di Makassar, Sulawesi Selatan.
Adapun wilayah tengah meliputi seluruh Kalimantan, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lukman memaparkan selama dua hari (14-15 November), jambore diisi sejumlah seminar mengenai diabetes, mulai dari pengobatan dengan insulin, perawatan kaki, pengaturan gizi, olahraga, sampai monitoring gula darah, yang seluruh acara mengambil tempat di RS Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan.
"Jadi, ada seminar buat dokter, perawat, ahli gizi, dan apoteker. Juga ada yang pesertanya khusus instruktur senam dan pandu diabetes," lanjut Lukman Hatta.
Pandu diabetes adalah penderita diabetes yang memiliki sifat positif dan memiliki kemampuan memotivasi.
Menurut Lukman, pandu diabetes adalah mereka yang bisa mengingatkan kawan senasibnya untuk selalu berobat, disiplin minum obat, menjaga makan, rajin olahraga, hingga hal-hal yang bersifat spiritual, seperti untuk selalu bersyukur.
Diabetes adalah suatu keadaan di mana kelenjar pankreas gagal memproduksi hormon insulin, hormon yang menetralkan kadar gula di dalam darah yang disebabkan antara lain penuaan atau kelebihan lemak perut dan kurang olahraga.
"Sekitar 80 persen penderita diabetes di Indonesia menderita tipe ini," jelasnya.
Jambore ini juga dilatari gambaran data International Diabetes Federation, yang menyebutkan di Indonesia ada sekitar 8,5 juta penderita diabetes atau nomor tujuh terbanyak di dunia setelah Tiongkok (98,4 juta jiwa), India (65,1 juta jiwa), dan Amerika (24,4 juta jiwa).
Namun demikian, tambah Lukman, dari total jumlah pengidap yang tercatat, baru 46 persen yang sudah didiagnosis, 44 persen menerima perawatan, dan kurang dari 1 persen mendapatkan terapi yang sesuai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015