Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian membantu pengembangan peternakan berpola integrasi sapi dengan lahan eks tambang batu bara di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, pada 2015.

"Dana untuk pengembangan ternak sapi dengan memanfaatkan lahan eks tambang batu bara di Kutai Timur total senilai Rp3 miliar dari APBN Perubahan 2015, baik untuk pengadaan sapi, shelter, pembuatan gudang pakan, maupun untuk kegiatan lainnya," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Dadang Sudarya di Samarinda, Rabu.

Didampingi Kepala Bidang Perbibitan dan Budidaya I Gusti Made Jaya Adhi, dia berharap bantuan tersebut dapat mempercepat jumlah populasi sapi, karena Pemprov Kaltim telah berkomitmen untuk mewujudkan dua juta ekor sapi pada 2018.

Bantuan sebesar itu masuk dalam program Kementerian Pertanian berupa pemanfaatan lahan eks tambang untuk pengembangan sapi dan hijauan pakan ternak (HPT)

Adapun pemanfaatan dana sebesar Rp3 miliar itu, antara lain untuk pengadaan sapi brahman cross (BC) jantan dan betina, pengadaan bibit rumput, bibit legum, pupuk kandang, pupuk NPK, pengolahan lahan, pagar penggembalaan, verifikasi, dan lainnya.

Jenis sapi BC yang dibantukan adalah sapi impor dari Northem Territory, salah satu negara bagian Australia, yang dikenal sebagai produsen sapi.

Dadang menambahkan sapi yang didatangkan dari Negeri Kanguru tersebut merupakan total bantuan 10.000 ekor yang diberikan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk kelompok ternak yang tersebar di kabupaten/kota di Provinsi Kaltim.

Belanja untuk program HTP, antara lain untuk pengadaan bibit rumput sebagai padang penggembalaan sebanyak 490.000 pols, pengadaan bibit legum sebanyak 125 kilogram, pengadaan pupuk kandang sebanyak 150.000 kilogram.

Kemudian untuk pengadaan 50 ekor sapi BC yang terdiri dari 45 ekor merupakan sapi bentina, sedangkan sisanya yang lima ekor adalah sapi jantan. Jumlah betina lebih banyak ketimbang jantan dimaksudkan agar para betina cepat berranak pinak dan berkembang biak.

Menurut Dadang, dalam upaya mewujudkan Kaltim sebagai produsen sapi dengan populasi sebanyak 2 juta ekor, maka pihaknya tidak hanya mengharapkan bantuan dari pusat, tetapi juga mengalokasikan dari APBD, bantuan dari kabupaten/kota, bantuan modal dari perbankan, dan partisipasi dari swasta. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015