Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggota DPRD Kaltim Muhammad Adam Sinte mengkritisi lemahnya sistem kontrol pada dunia pendidikan dengan munculnya kebocoran soal Ujian Nasional SMP di Kabupaten Temangung, Jawa Tengah, setelah kasus yang sama terjadi pada UN SMA.
Ditemui di Samarinda, Selasa, Muhammad Adam mengatakan kebocoran soal ujian diunggah melalui jaringan internet dan soal yang diduga bocor adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia, matematika, Bahasa Inggris dan IPA.
"Kondisi semacam ini tentu dapat mencoreng nama baik dunia pendidikan. Kementerian Pendidikan Nasional sebagai penanggung jawab sudah semestinya melakukan proses pengoreksian pola cetak maupun pengiriman soal lewat internet sebelum melakukan proses pendistribusian," paparnya.
Menurut Adam, dengan adanya kejadian soal bocor di setiap UN, sudah sepatutnya pola pengawasan lebih ditingkatkan, baik saat pencetakan maupun pendistribusian, karena peluang terbesar terjadinya kebocoran soal ada di kedua hal tersebut.
"Kebocoran seperti ini kenapa bisa terulang kembali, tentu terkait hal ini perlu dilakukan evaluasi. Mulai dari proses percetakan sampai pada pendistribusian soal, karena ini menjadi perhatian serius kita bersama," jelasnya.
Menurut Adam, isu negatif kebocoran soal ini dikhawatirkan menjadikan para siswa yang mengikuti UN kurang konsentrasi dalam belajar.
"Makanya isu miring terkait bocornya soal UN ini harus segera ditindaklanjuti oleh instansi terkait, jangan sampai memberikan efek buruk pada siswa," tambahnya.
Ia mengimbau kepada para siswa yang saat ini mengikuti ujian nasional tingkat SMP untuk tidak memercayai kebocoran soal melalui internet.
"Kabar tersebut belum tentu benar dan sebaiknya siswa harus yakin dengan kemampuan yang dimiliki," tegasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Ditemui di Samarinda, Selasa, Muhammad Adam mengatakan kebocoran soal ujian diunggah melalui jaringan internet dan soal yang diduga bocor adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia, matematika, Bahasa Inggris dan IPA.
"Kondisi semacam ini tentu dapat mencoreng nama baik dunia pendidikan. Kementerian Pendidikan Nasional sebagai penanggung jawab sudah semestinya melakukan proses pengoreksian pola cetak maupun pengiriman soal lewat internet sebelum melakukan proses pendistribusian," paparnya.
Menurut Adam, dengan adanya kejadian soal bocor di setiap UN, sudah sepatutnya pola pengawasan lebih ditingkatkan, baik saat pencetakan maupun pendistribusian, karena peluang terbesar terjadinya kebocoran soal ada di kedua hal tersebut.
"Kebocoran seperti ini kenapa bisa terulang kembali, tentu terkait hal ini perlu dilakukan evaluasi. Mulai dari proses percetakan sampai pada pendistribusian soal, karena ini menjadi perhatian serius kita bersama," jelasnya.
Menurut Adam, isu negatif kebocoran soal ini dikhawatirkan menjadikan para siswa yang mengikuti UN kurang konsentrasi dalam belajar.
"Makanya isu miring terkait bocornya soal UN ini harus segera ditindaklanjuti oleh instansi terkait, jangan sampai memberikan efek buruk pada siswa," tambahnya.
Ia mengimbau kepada para siswa yang saat ini mengikuti ujian nasional tingkat SMP untuk tidak memercayai kebocoran soal melalui internet.
"Kabar tersebut belum tentu benar dan sebaiknya siswa harus yakin dengan kemampuan yang dimiliki," tegasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015