Samarinda (ANTARA Kaltim0 -  Manajemen Mitra Kutai Kartanegara (Kukar) mengaku prihatin dengan keputusan PSSI menghentikan kompetisi Sepak Bola Indonesia 2015, khususnya untuk para pemain dan pelatih yang menggantungkan hidupnya di sepak bola.

Manajer Operasional Mitra Kukar Suwanto dihubungi dari Samarinda, Minggu, mengatakan satu sisi alasan "force majeure" penghentian kompetisi oleh PSSI akan melepaskan klub dari tanggung jawab kepada pemain, pelatih maupun pihak sponsor.

Tapi di sisi lain, utamanya sisi kemanusiaan kepada pemain dan pelatih yang sudah terlanjur direkrut, menjadikan klub harus berpikir ulang untuk mencarikan solusi terbaiknya.

"Kami masih berharap adanya keajaiban Menegpora dan PSSI bisa bersinergi kembali, supaya iklim sepak bola Indonesia ini bisa kembali kondusif,"jelas Suwanto.

Menurut Suwanto, kiprah tim berjuluk Naga Mekes di kasta tertinggi sepak bola Indonesia tersebut, memang tergolong masih baru.

Namun, lanjut Suwanto, Manajemen Mitra selalu komitmen untuk mempersiapkan tim terbaik dalam setiap musim kompetisi.

"Ada harapan besar dari sejumlah masyarakat bahwa melalui sepak bola bisa mengenalkan Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara kepada Indonesia maupun dunia," ujar Suwanto.

Ia mengatakan bahwa saat ini Tim Mitra Kukar tengah diliburkan latihan sejak 30 April 2015, para pemain dan pelatih sudah kembali ke daerah asal meraka, sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari manajemen.

"Dengan adanya surat dari PSSI dan PT Liga terkait penghentian kompetisi, maka kami akan menggelar rapat internal, untuk memutuskan langkah terbaik berikutnya," ucap Suwanto.

Ia mengatakan bahwa penghentian kompetisi oleh PSSI tersebut secara tiba-tiba jelas dirasakan kerugian bagi klub, sebab klub sudah mengeluarkan sejumlah biaya untuk persiapan tim, gaji pemain, dan juga uang muka kontrak pemain sebelum mereka bergabung.

"Kurang lebih Rp8 miliar-an kami sudah keluarkan, terus kerugian tersebut mau ditagihkan kepada siapa?," kata Suwanto.(*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015