Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Manggar, Balikpapan, kini sedang kekurangan air baku dan daya listrik untuk melayani sekitar 88 ribu pelanggannya di Kota Minyak tersebut.
Direktur Umum PDAM Tirta Manggar Chaidir Effendi di Balikpapan, Kamis, menjelaskan air baku yang tersedia saat ini hanya berkapasitas 1.135 liter perdetik, sementara kebutuhannya sudah mencapai 1.588 liter perdetik.
"Kami perlu mencari tambahan air baku sekurangnya 500 liter perdetik," kata Effendi.
Saat ini, PDAM Balikpapan memiliki beberapa pilihan, mulai dari menambah sumur bor dan membuat "water treatment plant" (WTP) baru di Somber, Balikpapan Utara, sampai mencari air baku di Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Pembangunan waduk Teritip seluas 280 hektare di Balikpapan Timur yang kemungkinan besar baru terwujud pada 2017 akan memberi sumbangan air baku sebanyak 175 liter perdetik.
"Namun opsi mencari air baku ke Samboja itu pilihan terakhir. Kami khawatir perubahan kebijakan atau peruntukan bisa membuat masalah," katanya.
Effendi juga mengungkapkan, bahwa jika mengacu rencana induk sistem penyediaan air bersih Kota Balikpapan 2005-2020 yang disebutkan pada Perda Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJPMD), seharusnya masalah air baku ini sudah selesai pada 2010.
Selain kekurangan air baku, tambah Effendi, PDAM Tirta Manggar juga kekurangan daya listrik untuk operasional. Kebutuhan sekarang mencapai 9.583 kVA, sementara yang tersedia 5.632 kVA atau defisitnya sebesar 3.951 kVA.
PDAM Tirta Manggar menggunakan listrik untuk menjalankan pompa-pompa. Kondisi Balikpapan yang berbukit-bukit mengharuskan air dipompa saat melewati perbukitan dalam perjalanan distribusinya.
"Belum lagi kalau listrik padam, sejumlah pompa di instalasi pengolah air pun tak bisa dioperasikan, sehingga produksi bisa turun antara 2-3 persen," ujar Effendi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Direktur Umum PDAM Tirta Manggar Chaidir Effendi di Balikpapan, Kamis, menjelaskan air baku yang tersedia saat ini hanya berkapasitas 1.135 liter perdetik, sementara kebutuhannya sudah mencapai 1.588 liter perdetik.
"Kami perlu mencari tambahan air baku sekurangnya 500 liter perdetik," kata Effendi.
Saat ini, PDAM Balikpapan memiliki beberapa pilihan, mulai dari menambah sumur bor dan membuat "water treatment plant" (WTP) baru di Somber, Balikpapan Utara, sampai mencari air baku di Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Pembangunan waduk Teritip seluas 280 hektare di Balikpapan Timur yang kemungkinan besar baru terwujud pada 2017 akan memberi sumbangan air baku sebanyak 175 liter perdetik.
"Namun opsi mencari air baku ke Samboja itu pilihan terakhir. Kami khawatir perubahan kebijakan atau peruntukan bisa membuat masalah," katanya.
Effendi juga mengungkapkan, bahwa jika mengacu rencana induk sistem penyediaan air bersih Kota Balikpapan 2005-2020 yang disebutkan pada Perda Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJPMD), seharusnya masalah air baku ini sudah selesai pada 2010.
Selain kekurangan air baku, tambah Effendi, PDAM Tirta Manggar juga kekurangan daya listrik untuk operasional. Kebutuhan sekarang mencapai 9.583 kVA, sementara yang tersedia 5.632 kVA atau defisitnya sebesar 3.951 kVA.
PDAM Tirta Manggar menggunakan listrik untuk menjalankan pompa-pompa. Kondisi Balikpapan yang berbukit-bukit mengharuskan air dipompa saat melewati perbukitan dalam perjalanan distribusinya.
"Belum lagi kalau listrik padam, sejumlah pompa di instalasi pengolah air pun tak bisa dioperasikan, sehingga produksi bisa turun antara 2-3 persen," ujar Effendi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015