Pemerintah Kota Balikpapan memastikan kebutuhan guru di sekolah-sekolah baru akan dipenuhi secara bertahap melalui jalur rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), maupun penugasan sementara dari tenaga pendidik swasta.
“Kalau kurang, kita buka rekrutmen. Mereka yang mau jadi guru nanti koordinasi dengan Pak Sekda. Memang kami kekurangan guru,” kata Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud di Balikpapan, Rabu (15/7), menanggapi kondisi tenaga pendidik di SMP Negeri 27 yang baru beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026.
Rahmad mengatakan proses rekrutmen guru secara resmi melalui seleksi nasional memang membutuhkan waktu, sehingga Pemkot telah menyiapkan langkah alternatif untuk tetap menjaga kelangsungan proses belajar mengajar.
Selain formasi ASN, Pemkot Balikpapan juga memanfaatkan skema P3K untuk diangkat menjadi pegawai pemerintah non-PNS berdasarkan kontrak kerja tertentu.
“P3K sudah ada. Tapi kalau masih kurang, kami pakai tenaga bantuan. Sekarang juga teman-teman di disdik lagi koordinasi ke Jakarta soal itu,” ujarnya.
Dia menjelaskan penambahan tenaga pendidik dari sekolah swasta menjadi opsi sementara yang sedang dipertimbangkan, sambil menunggu kejelasan rekrutmen dari pusat.
Pemkot Balikpapan, menurutnya, ingin memastikan tidak ada sekolah baru yang kekurangan guru, meskipun rekrutmen formasi tetap belum tersedia.
Rahmad menyebut tantangan kekurangan guru saat bukan hanya terjadi di Balikpapan, tetapi juga menjadi persoalan nasional yang membutuhkan solusi fleksibel dan kolaborasi antar level pemerintahan.
Kondisi SMP Negeri 21, lanjutnya, saat ini masih minim murid sehingga hambatan bagi Pemkot untuk terus membangun fasilitas pendidikan.
Pembangunan sekolah dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang di kawasan tersebut.
“Ya memang, karena penduduk di sana masih sedikit. Tapi kami membangun sekolah bukan untuk sekarang aja. Kami pikirkan lima sampai tiga tahun ke depan,” katanya.
Rahmad mengemukakan, kawasan sekitar SMPN 21 diproyeksikan sebagai wilayah industri dan permukiman baru, sehingga kebutuhan akan layanan pendidikan dasar di wilayah itu dipastikan akan meningkat seiring perkembangan tata ruang kota.
“Kawasan itu ke depan bakal jadi kawasan industri, perumahan, dan kawasan elit. Jadi pasti akan ramai. Makanya sekolahnya disiapkan dulu,” ujarnya menambahkan.
Ia menilai, membangun sekolah lebih awal justru merupakan langkah antisipatif agar tidak terjadi keterlambatan pelayanan saat jumlah anak usia sekolah meningkat.
Sekolah yang masih kosong di awal, kata dia, bukan masalah selama tujuannya jelas untuk masa depan.
“Kami harus siapkan dari sekarang. Jangan nanti pas anak-anak sudah butuh sekolah, kita baru bangun. Telat nanti. Jadi, sekolah kosong sementara itu bukan masalah. Ini semua bagian dari perencanaan jangka panjang,” ujar Rahmad.(Adv)
Editor : Imam Santoso
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2025