Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Anggota DPRD Kaltim, Sandra Puspa Dewi mengatakan, Pemerintah Provinsi Kaltim sudah mengupayakan penekanan lonjakan harga beras yang terus meningkat melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah yang bekerjasama dengan Perum Bulog.

Menurut Sandra di Samarinda, Minggu, tim yang dibentuk tersebut telah mengadakan operasi pasar dan juga menggelar pasar murah, beras dijual dengan harga Rp7.400 per kilogramnya.

"Operasi ini telah digelar di beberapa kecamatan, jangan sampai kenaikan komoditi beras yang terus menerus membuat inflasi," kata Sandra.

Anggota Dewan dari Partai Kebangkitan Bangsa ini melanjutkan bahwa di pasar tradisional Kaltim, beras dengan kualitas biasa melonjak dari harga Rp10 ribu naik menjadi Rp12 ribu hingga Rp13 ribu per kilogram.

Dia mengatakan, masyarakat hanya bisa menunggu upaya pemerintah dalam menanggulangi fenomena kenaikan harga tersebut.

Menurut Sumber lanjut Sandra, saat ini Pulau Jawa tengah mengalami musim hujan sehingga rendemen rendah dan harga gabah mahal. Padahal, konsumsi beras di masyarakat terus meningkat. Sehingga petani kewalahan untuk memenuhi permintaan konsumen.

"Saya berharap pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota bertindak cepat dalam hal ini. Jangan sampai, kenaikan harga pokok membuat masyarakat terus menjerit," ujarnya.

Ia mengatakan, kenaikan harga beras yang terkesan tiba-tiba di tengah musim panen raya di sejumlah daerah, memunculkan dugaan adanya permainan mafia beras di belakangnya.

"Banyak media nasional membahas hal ini. Pemerintah pusat juga dibuat kalang-kabut bagaimana di tengah musim panen justru harga malah melambung," katanya.

Meskipun hal ini dibantah oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Presiden Joko Widodo pun menyatakan stok beras hingga saat ini sangat mencukupi kebutuhan masyarakat sampai masa panen raya pada Maret-April 2015 mendatang.

"Pernyataan orang nomor satu di Indonesia ini sudah bisa menyimpulkan jika memang negara kita masih mempunyai stok beras yang cukup. Mengenai kenaikan ini, beberapa pihak juga menduga jika sejumlah daerah penghasil beras belum waktunya panen dan faktor hujan yang menghambat panen," ujarnya. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015