Samarinda (ANTARA Kaltim) – Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi  (BNN) Provinsi Kalimantan Timur Brigjen  Agus Gatot Purwanto mengatakan pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim dapat dijadikan contoh, karena berdasarkan hasil pemeriksaan  tes urine yang dilakukan BNN hasilnya negetif.

“Alhamduliilah hasil dari tes urine yang dilakukan tim penguji BNN Kaltim beberapa waktu lalu, hasilnya bagus tidak seorangpun yang terindikasi positif menggunakan Narkoba dan  dapat dijadikan contoh bagi  pegawai lain,” katanya di Samarinda.

Ia mengatakan  pemeriksaan melalui tes urine dilingkungan pegawai negeri sipil (PNS) selalu ada , tetapi tujuannya bukan memberikan hukumnan kepada mereka yang bermasalah  atau kecanduan dengan Narkoba tetapi lebih  kepada pengobatan.

Menurutnya yang menjadi permasalahan adalah bukan pada pengedar tetapi pada pecandunya yang harus ditolong. Guna menghilangkan permasalahan  Narkoba di Kaltim adalah   mengobati pecandunya. Bukan berarti BNN lemah terhadap pengedar tetapi tetap keras dan  dicari,  jika ditemukan diproses secara hukum, begitu pula dengan pecandu dicari untuk diobati.

“Selama pecandu masih ada berapapun harganya Narkoba itu tetap di cari, makanya para pecandu harus diobati,” katanya.

Dikatakannya apabila disuatu instansi  ditemukan pengguna Narkoba berdasarkan hasil tes urine , maka nantinya yang memberikan sanki adalah para atasannya. BNN hanya memberikan saran  untuk direhabilitasi dilakukan pengobatan.

“Sanksi ada pada masing-masing atasan mereka, apakah dilakukan pembinaan ataukah dipecat,” katanya.

Agus Gatot berharap kepada para semua pihak jika  mengetahui ada pecandu Narkoba baik dilingkungan keluarga maupun tempat tinggalnya untuk segera  melapor kepada BNN supaya dilakukan pengobatan di Pusat Rehabilitasi yang berada  di Tanah Merah. Jangan sampai tertangkap maka nantinya akan berurusan dengan hukum.

Agus Gatot menjelaskan  berdasarkan hasil penelitian BNN revelensi pengguna  Narkoba  di Provinsi Kaltim   70 persen  adalah dikalangan pekerja, baik pekerja di sektor pertambangan, perkebunan, PNS maupun TNI dan  Polri.

Kondisi tersebut adalah keadaan  yang rawan sehingga BNN nantinya akan lebih fokus  kepada pekerja  perusahaan-perusahaan, karena di sekolah dan  diperguan tinggi sudah diprogram. Perusahaan perkebunan dan pertambangan yang jauh dari kota harus menjadi perhatian, karena sulit dideteksi dan diawasi.

Dikemukakannya setelah dilakukan pendekatan  para karyawan beranggapan jika menggunakan Narkoba maka menambah stamina  mampu bekerja lebih lama, lembur dan sebagainya, sehingga akan mendapatkan insentif  lebih banyak.

Padahal pihak perusahaan merasa dirugikan jika karyawannya menggunakan Narkoba, pada umumnya pekerja perusahaan menggunakan alat berat , jika mereka memakai Narkoba maka bosa menyebabkan kecelakaan kerja.  Untuk itulah nantinya dibentuk Satgas-satgas  di beberapa perusahaan.

“Belum semua perusahaan di Kaltim yang kami jadikan mitra sebab perusahaan di Kaltim ribuan jumlahnya,” ujar Agus Gatot.

Sementara itu Kepala BKKBN Kaltim Yenrizal Makmur mengatakan BKKBN telah bermitra dengan BNN Kaltim, sehingga jika ada sosialisasi masalah program KB dibarengi  sosialisasi tentang Narkoba kepada masyarakat, begitu pula sebaliknya.

“Pemeriksaan atau tes urine dikalangan pegawai BKKBN Kaltim adalah merupakan tindak lanjut dari kerjasama dengan BNN Kaltim dan alhamdudlillah hasilnya negatif,  dari 85 pegawai  yang dites urine nya tidak ada  satupun yang terindikasi pemakai Narkoba,” katanya.

Menurutnya Provinsi Kaltim peringkat ketiga secara nasional penyalahgunaan Narkoba, hal itu cukup memprihatinkan, Karena Kaltim merupakan salah satu daerah potensial pemasaran Narkoba. Berdasarkan data angka pengguna Narkoba di Kaltim mencapai 77.884 orang.

“Meskipun  penyalahgunaan Narkoba di Kaltrim cukup tinggi, namun komitmen pemerintah, Gubernur Awang Faroek Ishak   dan BNN terus berupaya  menurunkan jumlah pengguna,  biarlah  yang  sudah terlanjur  segera di obati dan diharapkan para pengguna dan pengedar jangan lagi  bertambah,” kata Yenrizal Makmur.(*)

 

 

Pewarta: Rachmad

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015