Samarinda (ANTARA Kaltim) - Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur Ali Hamdi mengusulkan komoditas ikan gabus atau ikan haruan dan terasi dari Kabupaten Berau untuk menjadi produk unggulan dari provinsi setempat.
Menurut Ali Hamdi yang dihubungi di Samarinda, Minggu, ikan haruan yang harganya terbilang murah dan cukup populer di Kaltim, bisa menjadikan produk unggulan yang bernilai ekspor.
"Enzim dari ikan haruan itu sangat baik dan bisa digunakan untuk kebutuhan pengobatan, seperti gagal ginjal serta penyembuhan luka dalam maupun setelah operasi. Saat ini masyarakat di daerah Hulu Mahakam sedang membudidayakan ikan tersebut. Disperindakop harusnya dapat memanfaatkan peluang bisnis ini," katanya.
Ia menambahkan kandungan albumin pada ikan haruan juga baik untuk pertumbuhan anak.
Albumin merupakan plasma protein tubuh yang jumlahnya separuh dari total protein tubuh. Karena menjadi plasma protein, maka peranan albumin sangat vital mulai dari pembentukan jaringan sel baru, penyusunan struktur sel, antibodi, enzim hingga hormon.
Tidak hanya ikan haruan, politikus Partai Keadilan Sejahtera ini juga mendorong industri rumahan seperti terasi di Kabupaten Berau harus diberi ruang untuk perluasan produksinya.
Kualitas dan penggunaan bahan baku produk terasi di kawasan pesisir pantai di Kabupaten Berau dinilai paling baik, sehingga banyak produsen terasi dari luar daerah yang mengincar bahan baku dari Berau.
"Terasi Berau tersebut sebenarnya bisa menjadi produk unggulan Kaltim asal ada campur tangan, perhatian dan pembinaan dari pemerintah daerah," imbuhnya.
Menurut Ali Hamdi, hasil laut dari Kabupaten Berau berupa udang yang menjadi bahan baku pembuatan terasi bisa benar-benar menjadi produk unggulan asal Kaltim, dan menggunakan merk Terasi Berau, bukan terasi dengan merk lain yang saat ini beredar di seluruh kabupaten/kota di Kaltim hingga Pulau Jawa.
Sebenarnya, tambah Hamdi, peluang untuk bisa memproduksi terasi Berau dengan skala besar sangat terbuka.
Dari hasil pemeringkatan yang dilakukan Disperindagkop Kaltim terhadap beberapa komoditas unggulan daerah, ternyata produksi perikanan Berau yang paling memiliki potensi besar dibanding daerah lain di Kaltim, terutama soal kualitas dan penggunaan bahan baku berupa terasi.
Keunggulan bahkan produksi terasi yang dihasilkan masyarakat Berau sudah mampu merambah pusat perbelanjaan besar. Keunggulan yang dimiliki nelayan pengolah terasi, bahan bakunya murni adalah udang tanpa ada campuran bahan lain, seperti ikan.
"Ini artinya produk terasi Kabupaten Berau memiliki peluang pasar yang besar dan terbuka, termasuk bisa memasok ke pusat perbelanjaan besar di luar daerah maupun luar provinsi. Tantangannya bagaimana membuat kemasan dan proses pengolahan yang lebih baik dari yang dilakukan saat ini," tuturnya.
Oleh karena itu, Ali Hamdi berharap Diperindagkop Kaltim maupun Pemkab Berau memberikan bimbingan teknis pengolahan udang menjadi produk akhir dengan baik, sehingga nelayan bisa mengolah dan mendapatkan nilai tambah dari proses tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Menurut Ali Hamdi yang dihubungi di Samarinda, Minggu, ikan haruan yang harganya terbilang murah dan cukup populer di Kaltim, bisa menjadikan produk unggulan yang bernilai ekspor.
"Enzim dari ikan haruan itu sangat baik dan bisa digunakan untuk kebutuhan pengobatan, seperti gagal ginjal serta penyembuhan luka dalam maupun setelah operasi. Saat ini masyarakat di daerah Hulu Mahakam sedang membudidayakan ikan tersebut. Disperindakop harusnya dapat memanfaatkan peluang bisnis ini," katanya.
Ia menambahkan kandungan albumin pada ikan haruan juga baik untuk pertumbuhan anak.
Albumin merupakan plasma protein tubuh yang jumlahnya separuh dari total protein tubuh. Karena menjadi plasma protein, maka peranan albumin sangat vital mulai dari pembentukan jaringan sel baru, penyusunan struktur sel, antibodi, enzim hingga hormon.
Tidak hanya ikan haruan, politikus Partai Keadilan Sejahtera ini juga mendorong industri rumahan seperti terasi di Kabupaten Berau harus diberi ruang untuk perluasan produksinya.
Kualitas dan penggunaan bahan baku produk terasi di kawasan pesisir pantai di Kabupaten Berau dinilai paling baik, sehingga banyak produsen terasi dari luar daerah yang mengincar bahan baku dari Berau.
"Terasi Berau tersebut sebenarnya bisa menjadi produk unggulan Kaltim asal ada campur tangan, perhatian dan pembinaan dari pemerintah daerah," imbuhnya.
Menurut Ali Hamdi, hasil laut dari Kabupaten Berau berupa udang yang menjadi bahan baku pembuatan terasi bisa benar-benar menjadi produk unggulan asal Kaltim, dan menggunakan merk Terasi Berau, bukan terasi dengan merk lain yang saat ini beredar di seluruh kabupaten/kota di Kaltim hingga Pulau Jawa.
Sebenarnya, tambah Hamdi, peluang untuk bisa memproduksi terasi Berau dengan skala besar sangat terbuka.
Dari hasil pemeringkatan yang dilakukan Disperindagkop Kaltim terhadap beberapa komoditas unggulan daerah, ternyata produksi perikanan Berau yang paling memiliki potensi besar dibanding daerah lain di Kaltim, terutama soal kualitas dan penggunaan bahan baku berupa terasi.
Keunggulan bahkan produksi terasi yang dihasilkan masyarakat Berau sudah mampu merambah pusat perbelanjaan besar. Keunggulan yang dimiliki nelayan pengolah terasi, bahan bakunya murni adalah udang tanpa ada campuran bahan lain, seperti ikan.
"Ini artinya produk terasi Kabupaten Berau memiliki peluang pasar yang besar dan terbuka, termasuk bisa memasok ke pusat perbelanjaan besar di luar daerah maupun luar provinsi. Tantangannya bagaimana membuat kemasan dan proses pengolahan yang lebih baik dari yang dilakukan saat ini," tuturnya.
Oleh karena itu, Ali Hamdi berharap Diperindagkop Kaltim maupun Pemkab Berau memberikan bimbingan teknis pengolahan udang menjadi produk akhir dengan baik, sehingga nelayan bisa mengolah dan mendapatkan nilai tambah dari proses tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015