Pemerintah Kabupaten Berau Kalimantan Timur berhasil menyejahterakan petani kakao dari pemanfaatan perhutanan sosial, yakni memanfaatkan hutan alam untuk perkebunan kakao guna menjaga hutan tetap lestari agar tak terjadi deforestasi.
"Hal itu sehingga Berau menjadi percontohan dalam pengelolaan perhutanan sosial di Kalimantan Timur,"kata Bupati Berau Sri Juniarsih Mas di Tanjung Redeb, Berau, Jumat.
Berau bahkan telah berhasil menyusun dokumen Pembangunan Kawasan Terintegrasi (Integrated Area Development/ IAD), yang pertama di Kalimantan Timur, guna mengoptimalkan pemanfaatan 98 ribu hektare perhutanan sosial daerah itu.
"Kami bersama masyarakat terus berupaya menekan laju deforestasi hutan alam, salah satu upayanya melalui perhutanan sosial yang memungkinkan masyarakat mengelola hutan secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan mereka," katanya.
Pada masa lalu model pembangunan yang dijalankan lebih bertumpu pada perubahan tutupan hutan alam untuk penggunaan yang lebih ekonomis seperti perkebunan kelapa sawit, hutan tanaman industri dan sebagainya.
Kawasan terintegrasi merupakan konsep pembangunan dengan memastikan kekayaan alam di kawasan hutan tidak hanya dijaga, tapi juga memberikan manfaat berkelanjutan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Menurut Sri, salah satu pemanfaatan lahan di wilayah perdesaan melalui budidaya komoditas kakao dengan pendampingan yang baik, salah satunya dilakukan bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), sehingga kakao dari perkebunan rakyat ini bisa menembus pasar nasional.
Sementara Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Berau Lita Handini menambahkan, beberapa strategi yang dijalankan Pemkab dalam mendorong pengembangan kakao mulai dari menggandeng berbagai pihak, pemetaan dan pengembangan kawasan kakao, peningkatan produksi, sampai dengan peningkatan kualitas biji kakao.
"Kami juga memberikan fasilitas permodalan dan pemasaran melalui sistem kemitraan, hilirisasi produk kakao, promosi dan yang terpenting, yaitu memberikan pendampingan yang lebih intensif terhadap petani untuk meningkatkan mutu produksi," ujar Lita.
Editor : M.Ghofar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2025