Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memprioritaskan penanganan kekerdilan anak (stunting) dalam mendukung program penurunan angka stunting di Indonesia.

"Dengan menjalankan sejumlah program sepanjang 2024, pemerintah kabupaten berhasil menekan angka stunting di daerah ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Jansje Grace Makisurat di Penajam, Selasa.

Tetapi, lanjutnya, masalah kekerdilan anak itu tetap menjadi fokus utama pemerintah kabupaten. Penyebab anak mengalami stunting tidak hanya masalah kurang asupan gizi, masalah sanitasi yang buruk juga sangat mempengaruhi.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara terus berupaya melakukan pencegahan dan penanganan kekerdilan anak tersebut dengan berbagi program.

Sepanjang 2024, pemerintah kabupaten bersama instansi vertikal menjalankan sejumlah program, antara lain pemberian makanan bergizi tambahan bagi anak stunting dan ibu hamil. Kemudian, pemberian tablet penambah darah kepada remaja putri, perbaikan sanitasi warga dan lainnya.

Sejumlah program yang dilakukan pemerintah kabupaten sepanjang 2024 tersebut, katanya, mampu menekan angka stunting menjadi 11,55 persen dari angka kekerdilan anak tahun lalu.

Tercatat balita yang mengalami stunting di Kabupaten Penajam Paser Utara hingga akhir 2022, sebanyak 1.034 anak, mengalami kenaikan 24,6 persen menjadi 1.290 anak pada 2023.

Sepanjang Januari-Oktober 2024, sebanyak 1.141 balita terdata masih mengalami kekerdilan. Angka stunting tersebut mengalami penurunan 11,55 persen dari tahun lalu.

"Penurunan angka kekerdilan anak 11,55 persen itu melampaui target nasional yang mencapai 14 persen sampai akhir 2024," kata Jansje Grace Makisurat.

Pewarta: Nyaman Bagus Purwaniawan

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024